Mohon tunggu...
Ethna Rifatussolihah
Ethna Rifatussolihah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Sumber Daya Manusia Dalam Islam Untuk Menghadapi Bonus Demografi Di Tengah Pandemi Virus Covid-19

24 Juni 2020   20:43 Diperbarui: 25 Juni 2020   06:09 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sehingga dalam menghadapi banyaknya kuantitas manusia saat bonus demografi juga harus diimbangi dengan kualitas yang dimiliki sumber daya manusia dengan menggali potensi dari kelebihan yang dimilikinya, karena setiap manusia telah diciptakan dengan diberi kelebihan. Kemudian dengan kelebihan yang dimiliki setiap manusia inilah yang akan berperan menstabilkan kembali sektor kesehatan, pendidikan, tatakelola dan ekonomi melalui penyesuaian yang sesuai dengan syariat islam.

Seperti halnya sejumlah pernyataan tentang manusia di dalam Al-Qur’an yang mendudukkan manusia sebagai makhluk pilihan, berkualitas tinggi, kreatif dan produktif dengan sederet istilah yang dipasang: 1) Sebagai khalifah di bumi; 2) Sebagai makhluk yang diunggulkan; 3)Sebagai pewaris Kekayaan bumi; 3)Sebagai penakluk sumberdaya alam; Sebagai pengemban amanah.

Oleh karenanya manusia harus mampu membuktikan kesanggupannya dalam memadukan beberapa macam sumber daya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam menghadapi bonus demografi. Perpaduan sumber-sumber daya itu meliputi sumber daya alam (natural resource), sumberdaya manusia (human resource) dan teknologi.   

Dalam memadukan sumber-sumber daya ini diperlukannya pengelolaan yang sesuai dengan ajaran islam dengan mengacu pada apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW didasarkan mengenai konsep Islam mengenai sumber daya manusia.

Konsep pertama: Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan. Oleh karena itu segala kegiatan manusia harus merupakan bentuk ibadah, ibadah dalam arti luas, tidak hanya ibadah yang bersifat ritual. Setiap kegiatan manusia bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk mencari ke-ridlo-an Tuhan.

Konsep kedua: Manusia adalah khalifatullah fil ardhli – wakil Allah di bumi, yang bertugas memakmurkan bumi. Konsekuensi dari kedua konsep ini adalah segala kegiatan manusia akan dinilai dan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Dengan konsep tersebut Islam memandang bahwa masalah memange manusia bukan masalah yang sepele. Islam mengusahakan sumber daya manusia untuk ikut memakmurkan bumi dalam lingkup pengabdian kepada Tuhan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin potensi yang telah dianugerahkan oleh Tuhan

Sehingga dalam menghadapi bonus demografi diperlukan sumber daya manusia yang mampu menstabilkan kegiatan sosial serta ekonomi dibidang kesehatan, pendidikan, tatakelola dan ekonomi yang saat ini mengalami penurunan dengan adanya virus covid-19 melalui kebijakan perlindungan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, pemberian softskill dan pengoptimalan pendidikan agama maupun wawasan yang diiringi dengan pengaplikansian skill dan diimbangi keuletan bekerja serta perduli terhadap sosial kemasyarakatan seperti halnya menciptakan lapangan pekerjaan maupun memberikan CSR. Yang mana hal-hal tersebut bisa bernilai ibadah dan akan dipertanggung jawabkan kelak di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun