Mohon tunggu...
Etheldreda Valda
Etheldreda Valda Mohon Tunggu... Lainnya - study in high school

hobi=MEMBACA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Mukbang terhadap Kesehatan Fisik dan Mental

20 Februari 2024   21:22 Diperbarui: 20 Februari 2024   23:06 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )

Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi membawa banyak dampak bagi penggunanya. Adanya kemudahan dalam mengakses berita dan informasi terkini merupakan salah satu dampak yang bisa kita rasakan dari adanya kemajuan teknologi. Seperti saat ini, salah satu fenomena terkait dari adanya penggunaan internet di Indonesia adalah dimana para pengguna internet melakukan kegiatan makan sambil merekam. Tren ini, seringkali mengunggah video yang berisi makanan makanan rendah gizi dan mengandung sangat banyak gula, kalori, lemak, natrium dan juga tinggi kolesterol. Tren ini dikenal sebagai mukbang, yaitu tren yang menyiarkan kegiatan makan melalui internet dan mulai mendapatkan rekognisi pada tahun 2011 silam. Mukbang sendiri berasal dari Bahasa Korea “먹방” (meokbang), yang berasal dari penggabungan kata “먹다” (meokda) yang berarti “makan” dan “방송” (bangsong) yang berarti “siaran”. Mukbang sebenarnya sudah menjadi budaya yang populer di berbagai negara dan ide dari tren pertama kali dicetuskan di Korea Selatan pada tahun 2010. Secara umum, istilah ini dapat diartikan sebagai kegiatan yang menyiarkan saat makan. Mukbang ini merupakan tren yang popular di Indonesia yang terdiri dari beberapa jenis seperti siaran makan yang memberikan informasi dan fakta tentang makanan (food review) atau perlombaan makan (mukbang challenge). Dapat disimpulkan jika siaran mukbang ini berisi kegiatan makan yang direkam lalu siarkan ke media sosial seperti dengan bertujuan untuk dilihat oleh masyarakat. Meskipun banyak orang yang menganggap tren mukbang ini hanya sebagai hiburan semata, namun pada kenyataannya banyak pembuat konten yang menjadikan tren mukbang ini sebagai pekerjaan utama mereka. Tren ini sangat cepat menyebar luas secara global, termasuk ke Indonesia dengan adanya bantuan dari sosial media. Menurut data dari APJII, (2017), Indonesia menduduki urutan kedua untuk kategori negara yang paling sering mengakses sosial media pada tahun 2017. Menurut penelitian Rachman et al., (2016), media sosial sendiri memiliki pengaruh yang cukup krusial terhadap perilaku dan pola makan seseorang. Adanya perubahan perilaku konsumsi dapat mempengaruhi pemilihan makanan dan juga porsi makan pada seseorang, hal inilah yang menjadi kekhawatiran akan terjadinya ketidakseimbangan asupan zat gizi yang dapat berdampak pada kekurangan, kelebihan, dan ketidakseimbangan zat gizi pada manusia.

Meskipun para pembuat konten mukbang seringkali memakan makanan yang dinilai berbahaya bagi asupan gizi manusia, ada beberapa pembuat konten mukbang yang selalu bersusah payah untuk berolahraga beberapa jam dalam sehari untuk menetralkan segala asupan yang telah masuk ke dalam tubuhnya. Seperti di negara lain, Indonesia juga menjadi salah satu negara yang minat terhadap tren mukbang ini, terlebih lagi konten mukbang yang menyiarkan kuliner lokal Indonesia yang membuat masyarakat semakin tertarik dengan tren ini. Hal ini dapat mempengaruhi bagi kesehatan fisik dan juga mental para pembuat konten mukbang, maupun penontonnya.

Jika kalian belum mengetahui kebiasaan menonton mukbang itu juga berpengaruh kepada perilaku makan diri kita sendiri, kebiasaan kita dalam mengakses video mukbang bisa sangat mempengaruhi pola makan kita.  Hal ini terjadi karena penampilan makanan dapat meningkatkan stimulus pada otak yang dapat memicu terjadinya rangsangan pada pusat makan di otak.Kebiasaan dalam menonton video mukbang dari media sosial itu dinilai berdasarkan frekuensi dan durasi menonton video mukbang dalam satu hari.

( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )
( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )

Jika dilihat pada data tabel diatas,rata-rata frekuensi subjek dalam menonton video mukbang dalam satu hari adalah 2,3±1,9. Data menunjukkan bahwa dari 51 orang memiliki tingkat persentase sebesar 78,5% menjadikan menonton video mukbang sebagai salah satu kegiatan yang disukai. Rata-rata durasi subjek dalam menonton video mukbang adalah 29,90±31,12 menit. Sebanyak 39 orang (60,0% ) subjek memiliki durasi menonton video mukbang yang tergolong cukup (10-40 menit), sebanyak 12 orang (18,5%) subjek memiliki durasi menonton video mukbang yang rendah (<10 menit) dan sebanyak 14 orang (21,5%) subjek yang memiliki durasi menonton video mukbang yang tinggi(>40 menit). Jika kita simpulkan kebiasaan subjek dalam menonton video mukbang yang dinilai dari frekuensi dan durasi menonton itu tergolong cukup (78,5% dan 60,0%) yaitu sebanyak 1–3 kali/hari dengan durasi sekitar 10–40 menit/hari.

https://images.app.goo.gl/MBv3VNgzwvtRKH6a6
https://images.app.goo.gl/MBv3VNgzwvtRKH6a6

Dan dari kebiasaan menonton mukbang tersebut juga memiliki hubungan juga dengan tingkat kecukupan gizi kita. Mengapa demikian ? hal ini dapat disebabkan karena menonton video tentang makanan mempengaruhi keinginan untuk makan. Meskipun video mukbang tidak selalu memberikan dampak kepada penonton, tapi kemungkinan untuk terjadinya perubahan pola dan porsi makan setelah menonton video Mukbang sangatlah besar. Semakin sering menonton video Mukbang, maka semakin besar kemungkinan penonton untuk melupakan pentingnya asupan gizi yang baik.

( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )
( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )
( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )
( 47641-Article Text-225973-1-10-20230629 (1).pdf )

Jika kita lihat dari kedua data tabel diatas, hasil uji korelasi Spearman antara frekuensi menonton video mukbang dengan TKE berhubungan signifikan (p=0,076; r=0,222)

dan nilai koefisien korelasi yang positif. Data ini menunjukkan fakta jika semakin sering kita mengakses video Mukbang, maka tingkat perubahan pola makan kita akan semakin tinggi. Hasil uji korelasi Spearman antara frekuensi menonton video mukbang dengan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun