Mohon tunggu...
Ethan Hunt
Ethan Hunt Mohon Tunggu... -

Dunia ini adalah sekolah bagi kita dalam mempelajari dan memahami kehidupan.. yang membuat kita semakin bijak, dan salah satunya adalah KOMPASIANA..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Sisca Yofie Korban Penjambretan?

14 Agustus 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:19 2866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1376444957954926369

[caption id="attachment_272213" align="aligncenter" width="540" caption="Fransisca Yofie, benarkah hanya bermotif perampokan? / (sumber gambar: www.merdeka.com)"][/caption]

13082013

Mendekati lebaran kemarin, masyarakat dibuat terhenyak dengan berita tewasnya seorang perempuan cantik di Kota Bandung. Yang membuat masyarakat terkejut adalah tubuh korban ditemukan bersimbah darah dengan badan dan kepala yang tertebas senjata tajam dan tergelatak dijalanan, 1 km dari tempat kosnya. Dari hasil olah TKP saat itu, diketahui bahwa korban ‘terseret’ oleh pelaku dari depan kosnya. Seorang saksi mata menyatakan bahwa dia sempat melihat sebuah sepeda motor melaju kencang dengan ‘menarik’ sebuah ‘boneka’, yang ternyata adalah seorang perempuan. Perempuan itu diketahui bernama Fransisca Yofie dan merupakan seorang Branch Manager sebuah perusahaanyang bergerak di jasa keuangan.

Melihat keadaan yang terjadi pada pelaku, berkembanglah berita jika motif dibalik tewasnya Sisca adalah dendam atau adanya hubungan terlarang dan dilakukan oleh orang yang telah lihai dan profesional dalam aksinya. Ini terlihat dari keadaan tubuh korban yang sangat mengenaskan dan berada jauh dari mobil yang dikendarainya, yang terparkir didepan gerbang rumah kosnya.

Tidak berapa lama, seorang warga, berinisial A, menyerahkan diri ke Polsek terdekat dan mengakui perbuatannya. Dan tidak lama kemudian, rekan A yang juga merupakan paman kandungnya, W, ikut ditangkap oleh pihak kepolisian. Dari keterangan kakek si-A diketahui, bahwa pada hari kejadian, A diajak oleh W untuk mengambil proposal dalam rangka memperingati HUT RI ke-68. Namun sepulangnya, A mendadak menjadi pendiam dan linglung. Setelah didesak oleh keluarga, akhirnya A menceritakan apa yang terjadi saat A keluar bersama W. Dengan diantar oleh keluarganya, A akhirnya dierahkan pada pihak berwajib untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan yang telah dilakukan.

Dari keterangan yang didapat Kepolisian dari pemeriksaan A, mereka hanya melakukan penjambretan (perampokan-red) pada Sisca. Saat itu, Sisca baru pulang dari bekerja dan sedang membuka gerbang rumah kosnya. Melihat pintu mobil dalam keadaan terbuka, timbullah niat W untuk menguasai tas korban yang tergeletak dimobil. W dengan sigap mengambil tas tersebut, namun segera diketahui oleh Sisca dan terjadilah tarik menarik. Ketika Sisca terjatuh, W segera melarikan diri bersama A, yang sudah menunggu di atas sepeda motor. Setelah beberapa ratus meter berjalan, A merasakan sepeda motor terasa berat dan menanyakan pada W. W melihat bahwa tubuh Sisca terseret, karena rambutnya teelilit di gear, W segera menebaskan senjata tajam yang dibawanya ke tubuh dan kepala Sisca hingga mereka bisa melaju lagi dengan kencang.

Dari hasil rampasan tas korban, mereka hanya menemukan uang sebesar 1 juta rupiah dan sebuah smartphone IPhone. Uang mereka ambil sedangkan smartphone, yang nilainya diatas 4 juta rupiah itu, dibuang kesungai. Segera setelah itu, W melarikan diri dengan membawa istrinya keluar kota hingga akhirnya ditangkap oleh pihak berwajib.

Otomatis pengakuan dari A ini membuyarkan dugaan dan analisis banyak pihak, yang memperkirakan bahwa hal tersebut dilakukan oleh orang yang terlatih dalam aksinya. Bahkan Kapolrestabes Bandung sendiri, Kombes Pol. Sutarno, seakan sudah mempersempit dugaan dan motif lain dibalik tewasnya Sisca tersebut, karena Kapolrestabes dengan yakin menyatakan jika itu murni penjambretan dan perampokan. Tidak ada motif lain, meskipun dari hasil olah pada kamar korban, ditemukan bukti lain berupa foto mesra Sisca dengan seorang perwira menengah di Polda Jabar dan juga beberapa surat serta buku diary korban. Bahkan dari otopsi jenazah, ditemukan cairan sperma dikemaluan Sisca. Namun Kapolrestabes tetap bersikukuh jika itu murni penjambretan dan perampokan.

Sepertinya Kapolrestabes harus belajar pada peristiwa penyerbuan Lapas Cebongan di Jogyakarta beberapa waktu lalu. Saat itu, Pangdam Diponegoro begitu yakin jika anggotanya tidak terlibat. Namun setelah dilakukan penyelidikan dan penyidikan diketahui jika itu dilakukan oleh anggota Kopassus Group Menjangan sebagai jiwa corsa. Akibatnya? Pangdam harus merelakan jabatanya diserahkan pada orang lain, karena diduga menutupi kejadian tersebut.

Ada baiknya, Kapolrestabes Bandung tidak perlu mengeluarkan statemen terlalu banyak dan melakukan penggiringan opini bahwa hal tersebut murni perampokan, sedangkan penyidik dari Kepolisian sendiri sedang melakukan pemeriksaan saksi dan tersangka. Jangan karena ingin tepat sesuai dengan skenario, akhirnya penyidik tidak dapat bekerja secara optimal lagi demi melindungi seseorang. Tugas seorang penyidik adalah membuat terang sebuah kejahatan yang terjadi, bukan malah menskenariokannya.

Jika dilihat dari kacamata awam, tidak mungkin kematian Sisca tersebut murni korban penjambretan.

Pertama, daerah tempat kos Sisca merupakan salah satu kawasan elite di kota Bandung. Dari kesaksian warga dan satpam, tidak pernah ada kejadian penjambretan di kawasan pemukiman tersebut. Karena kawasan tersebut bukan daerah yang rawan jambret. Apa yang melatari pelaku memilih kawasan tersebut?

Kedua, pelaku melarikan motor dengan kencang, namun baru merasakan ada keanehan pada motor yang dikendarai setelah beberapa ratus meter dari kejadian. Dan setelah dilihat, ternyata tubuh Sisca terseret karena rambutnya terlilit gear. Ini juga sangat aneh. Jika seseorang yang sudah mahir mengendarai motor, pasti akan segera mengetahui keanehan yang terjadi pada motornya tidak sampai beratus meter. Apalagi seperti kata A, motornya terasa berat saat dikendarai. Lalu, bagaimana bisa rambut Sisca tersangkut dalam gear sepeda motor? Apakah saat tarik menarik memperebutkan tas, tubuh Sisca jatuh kearah motor?Dan apakah W sama sekali tidak melihat dan mengetahui hal tersebut, sedang dirinya yang duduk diboncengan? Kalaupun rambut Sisca tersangkut gear, ada 2 kemungkinan yang terjadi, rambut akan tercabut dari kepala atau sepeda motor akan oleng dan jatuh. Apalagi menurut pengakuan pelaku, kecepatan sepeda motor adalah 70 km/jam. Tentu hal tersebut sangat aneh. Ketika penulis menanyakan pada montir di bengkel langganan, montir itu menyatakan adalah sesuatu yang aneh jika pengendera tidak tahu ada sesuatu yang berat terseret sejauh itu. Dan, saat terseret tersebut, apakah Sisca sama sekali tidak bersuara dan kedengaran oleh pelaku? Seperti diketahui, Sisca meninggal saat dalam perawatan medis karena luka-lukanya.

Ketiga, setelah memperoleh tas korban, W membuang smartphone Sisca ke dalam sungai. Sedangkan barang lain, dijual ke penadah. Kenapa hanya smartphone tersebut yang dibuang? Sedangkan nilainya jika dijual, lebih banyak dari uang cash yang ada didalam tas. Tentu ada sesuatu didalam smartphone tersebut sehingga harus dilenyapkan.

Keempat, ditemukannya foto mesra Sisca dengan seorang perwira menengah Polda Jabar. Selain foto, juga ditemukan beberapa surat serta sebuah diary yang berisi curahan hati korban semasa hidup. Meski Kapolrestabes sudah mengeliminir dugaan kearah affair tersebut, namun penyidik harus berupaya mencari benang merahnya, jika ada. Ada hubungan apa antara Sisca dengan pamen tersebut, yang ternyata telah memiliki istri tersebut.

Kelima, dari keterangan Darma, anak pemilik kos, Sisca tidak ingin orang lain tahu keberadaannya tinggal di tempat tersebut. Termasuk juga keluarganya! Padahal seperti diketahui, keluarga Sisca sendiri tinggal di kota Bandung. Ini terlihat jika Sisca seperti menghindari sesuatu atau seseorang, sehingga dia tidak ingin keberadaannya diketahui. Bahkan menurut seorang satpam, kerapkali ada anggota kepolisian yang mengawasi dan mengamati gerak-gerik Sisca selama tinggal dikawasan tersebut. Untuk apa oknum polisi tersebut mengawasi? Lalu, Siapa yang memerintahkan dan apa latarnya?

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Mulyana W. Kusumah menyatakan jika kasus Sisca ini tidak semata-mata murni penjambretan atau perampokan. Kemungkinan ada motif lain dibalik tewasnya Sisca tersebut. Dia menyebutkan, jika ini accidental killing, makapelaku tidak akan mengambil resiko dengan menyeret korban ke jalanan yang dapat dilihat orang banyak. Tentu akan diselesaikan ditempat. Namun ini merupakan bentuk torture murder, yaitu pembunuhan yang didahului dengan penyiksaan dengan menyakiti korban secara fisik dengan kejam. Ini dilakukan sebagai bentuk penghukuman terhadap korban.

Menarik menantikan hasil pemeriksaan saksi-saksi dan pelaku oleh penyidik kepolisian terhadap kasus ini. Apakah POLRI akan berhasil menguak misteri dibalik kematian Fransisca Yofie? Karena tidak ada suatu kejahatan yang tidak meninggalkan jejak dan bekas. Jangan sampai terjadi, karena ingin melindungi seseorang, penyidik akan mengikuti skenario yang telah dipersiapkan. Karena itu sudah lazim terjadi dinegara ini.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun