Mohon tunggu...
Ethan Hunt
Ethan Hunt Mohon Tunggu... -

Dunia ini adalah sekolah bagi kita dalam mempelajari dan memahami kehidupan.. yang membuat kita semakin bijak, dan salah satunya adalah KOMPASIANA..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Sosok Presiden Indonesia dengan Karakter Hakim Bao

2 Mei 2014   15:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ingat tidak dengan figur Hakim Bao? Beberapa tahun silam, film serial Hakim Bao ini diputar di sebuah stasiun televisi swasta dengan judul Justice Bao. Ini merupakan salah satu serial favorit penulis karena banyak pelajaran yang didapat. Tapi sayangnya, serial ini tidak bertahan lama.

Nama sebenarnya adalah Bao Zheng dan hidup di zaman dinasti Song. Dia terkenal karena pendiriannya yang tak kenal kompromi terhadap tindakan korupsi dan kolusi diantara pejabat pemerintahan saat itu. Sejak Bao memegang jabatan pertama kalinya, dia telah memberikan hukuman kepada lebih dari tiga puluh orang pejabat tinggi kerajaan, termasuk beberapa menteri. Tidak hanya di pecat atau diturunkan pangkatnya, namun juga dihukum mati. Bao juga menolak untuk tunduk pada kekuasaan yang lebih tinggi darinya bila itu berkaitan dengan menegakkan keadilan.

Dikalangan rakyat sendiri, Hakim Bao dikenal sebagai hakim yang adil dan berani memutuskan segala sesuatu berdasarkan keadilan dan tanpa rasa takut. Bao mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Karena kejujuran dan ketegasannya, Bao mendapat julukan Bao Qingtian atau Bao si langit biru, sebuah pujian bagi pejabat bersih. Namun musuhnya memberikan julukan Bao Heizi yang berarti si hitam Bao, karena kulitnya yang gelap.

Bao dianugerahi tiga buah guilotine (alat penggal) dalam tugasnya, yang memiliki dekorasi berbeda dan digunakan untuk menghukum orang sesuai dengan statusnya. Guilotine kepala anjing digunakan untuk menghukum rakyat jelata, guilotine kepala macan untuk menghukum pejabat yang korup serta guilotine kepala naga untuk menghukum bangsawan yang jahat.

Selain itu, Bao juga dianugerahi tongkat emas kerajaan oleh kaisar sebelumnya untuk menghukum kaisar sendiri bila ternyata lalai dan bersalah. Juga diberikan padanya pedang pusaka kerajaan sebagai tanda bahwa dia memiliki hak untuk menghukum siapapun termasuk anggota kerajaan tanpa perlu mendapat persetujuan dari kaisar. Dengan demikian, sebenarnya Hakim Bao memiliki kuasa lebih dibandingkan kaisar. Dan bisa dibayangkan jika hal itu ternyata disalah-gunakan Bao dalam pengabdiannya. Namun ternyata Bao tetaplah Bao yang jujur serta tegas. Dia tak mau memanfaatkan semua anugerah itu untuk kepentingan pribadinya.

Sosok dengan karakter seperti Hakim Bao inilah yang diperlukan oleh bangsa ini untuk menjadi Presiden dan memimpin negara ini. Sosok yang memiliki kejujuran dan ketegasan. Bukan sosok yang temperamental, paranoid bahkan memanfaatkan kekuasaan itu untuk kepentingan pribadi atau golongannya seperti yang terjadi saat ini.

Sosok calon presiden (capres) yang beredar sekarang diakui memiliki ketegasan saat mengambil dan mengeksekusi sebuah keputusan. Ada yang tegas secara natural, ada juga yang tegas merasa itu seperti rantai komando. Namun apakah mereka juga memiliki kejujuran terhadap masyarakat terkait masa lalu mereka, yang mungkin bisa saja dikatakan kelam? Tegas saja tidak cukup tanpa diimbangi dengan jujur.

Saat ini ada sosok-sosok calon presiden yang masih terbelenggu dengan masa lalu mereka. Satu sosok masih terbelenggu dengan peristiwa lumpur panas di Sidoarjo dan hutang yang belum terbayar lunas terkait lumpur tersebut, sedangkan sosok lain masih terbelenggu oleh peristiwa dan kejadian yang terjadi hampir enam belas tahun lalu. Mereka selalu berkelit dan menghindar ketika diminta untuk terbuka dan menyatakan hal yang sebenarnya. Mereka mungkin beranggapan asal itu untuk kebaikan tidak mengapa jika mereka selalu berkelit, diam dan menghindar. Tapi mereka lupa bahwa benar dan baik itu tidaklah sama. Sesuatu yang baik, belum tentu itu benar. Namun sesuatu yang benar itu pastilah baik.

Bao sangat dikagumi masyarakat dan dijauhi pejabat korup karena dia adil dan tanpa rasa takut selama itu untuk keadilan. Namun ada sosok yang masih memiliki ketakutan untuk mengungkapkan sebuah kebenaran demi keadilan bagi pihak yang mengharapkan. Sosok-sosok ini berkoar dan berteriak lantang akan bersikap adil, tapi akan sangat tidak adil jika masih ada kebenaran yang mereka takut untuk membukanya.

Bagaimana mungkin mereka bisa dipercaya untuk menjadi pemimpin bangsa dan negara ini? Terlebih lagi ketika mereka dipercaya memimpin bangsa ini, maka mereka akan memiliki kekuasaan paling besar.

Apakah sosok itu akan memiliki karakter seperti Hakim Bao? Meski memiliki kuasa lebih dari kaisar, namun itu digunakannya untuk menegakkan keadilan bagi kesejahteraan masyarakat pada zaman Dinasti Song.

Salam

02052014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun