Mohon tunggu...
Eternal Ega
Eternal Ega Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Time is everything

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nafas Orang Pinggiran

21 Februari 2012   17:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami rakyat terbuang
Mereka sebut orang pinggiran
Punya hak namun tak dapat kelayakan
Hingga kami membenci pemerintah
dan janji tak terpatri di hati

****desing kereta api adalah alarm
tanda memulai kehidupan
,,,,tak ada menu spesial pagi ini
,,,,nasi kemarin masih cukup
Siang hari derita belum usai
Deru angin panas kota
dan menapaki aspal panas
...kaki tak beralas
mengumpulkan botol tergeletak tak bertuan
Usaha menyambung nafas
***
Gelap tiba mendadak tak diundang
bntang-bintang kotori langit
bongkahan batu separo melayang
sinarnya pecuma
...jika gelap masih perlu lampu dan listrik
disini tak tersedia....
hanya lilin kecil menyala ragu
beginilah setiap hari,,,,
dimana kardus coklat itu
selimut diri
disamping lintasan
menantang maut tuk berbaring
hidup dan mati setipis nafas hari ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun