Di kamarku ada satu lukisan, warnanya sangat cerah, disana terdapat taman bunga dan kolam kehidupan, 3 burung putih berkicau merdu melengkapi goresan pena dalam kanvas. Warnanya yang sangat cerah dan menawan, hingga tidak perlu lampu lagi hiasai kamarku. Hari ini sangat penat kurasa, beban hati yang sulit terungkap, tentang cinta, tenaga, pikir dan semangat yang terkikis waktu kerja menjadikan tubuhku lemah di ujung hari. Ingin kurebahkan perlahan dalam terangnya malam kamarku.Ku mulai rebahkan diri diranjang malam ku, sprainya bermotif bunga dan harum, 2 bantal menemaniku setiap malam yang berkekuatan imajinasi menemani setia. Mataku masih menerawang langit, pandanganku sejauh hatiku memikirkan dia. Namun semakin lama semakin kurasakan mata ini terpejam secara perlahan hingga kurasakan terpejam seutuhnya, sejenak kamarku terasa gelap, sedetik berlalu sinar kecil muncul mendekatiku, sinarnya menyilaukan mataku, sekejap kubuka mata dan aku sudah berada dipadang rumput yang mahaluas, seperti dunia baru yang tercipta untuku, disini malaikat kecil itu anugrahkan kekuatan spesial untuku dengan satu nasihat, aku bisa berbuat apa saja di dunia baru ini, aku bahagia disini,kan segera kuciptakansurya yang mungil nan penuh senyum tuk awali hari di dunia ini,agar umat disini tidak pernah merasa kepanasan, dan bunga2 ditaman merasa nyaman dengan kehadiran surya mungil, di taman itu ada ratusan kupu2 berbagai warna, bunga dari dunia dewi-dewi dan kelinci kecil yang bemain riang tak kenal waktu. Ketika siang hari, kanku pinta awan-awan meneduhi ku dari teriknya mentari, aku, awan-awanitu aku, aku disini bisa jadi apa saja yang aku inginkan, andai ia tahu, aku ingin sekali mengajak dia untuk mampir kedunia baru ini. Pancaran cahaya mata hati ku akan hancurkan segala kegelisahan dan kepedihan menjadi butiran halus kecil,menjadi serpih debu beraneka warna hiasi embun abadi menjadi pelangi dengan ribuan warna. Dan saat malam tiba, tak akan kubiarkan hujan hapus bintang- bintang yang hiasi duniaku, kankuciptakan sang bulan Purnama yang selalu bersinar agar para gadis, pasangan sejati dan si dia bisa menikmati indahnya malam, terbuai pada setiap sajak cinta yang tecipta dariku, aku juga penyair itu, purnama adalah temanku. Aku adalah musim disini, aku tentukan musim yang aku suka, ia datang dan pergi sesuai hatiku, mengalir bagai sungai bening penuh ayat-ayat kehidupan yang akan menyatu dengan lautan jiwa dan samudra anugrah mahaluas,, aku ingin berenang disana dengan beriak ombak kecil dan ikan-ikan yang berenang dalam kerajaan samudra anugrah. Betapa sangat bahagianya aku, dunia baru ini adalah impian dan anganku, sebab aku bisa melangkah lebih dari jutaan waktu, tak terasa hari akan segera berganti lagi, aku ingin ceritakan rumahku disini, lihatlah tatanan taman bunga itu, kupu-kupu dan kelinci putih menyapaku, dikamarku disini masih tergantung kokoh lukisan penuh warna, ranjang mungilku tersenyum saat kurebahkan tubuhku. Desir angin membiarkanku lelap dalam mimpiku sendiri, saat embun pagi menetes di mataku, kubiarkan ia mengalir melewati lekuk wajahku dan jatuh menjadi sumber kehidupan baru, sebab aku belum ingin terbangun dari mimpi dan angan ini. Mata terpejam dan yakin bahwa semuanya ada dalam angan dan mimpi ini, namun memang benar nasihat malaikat kecil itu, ada yang tidak ada dalam dunia yang ia ciptakan, yaitu kenyataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H