Mohon tunggu...
Edi Tempos
Edi Tempos Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya lahir di sumatera selatan, pernah tinggal di jambi. Lalu sekarang berada di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

UU Pilkada, Ahok dan Paham Minoritas

30 September 2014   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:57 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sikap partai Demokrat yang hengkang dari sidang paripurna DPR pastilah tidak lepas dari kendali SBY sebagai ketua umum. Ketika SBY menyatakan kekecewaannya di youtobe, saya pikir ini adalah sandiwara politik yang secara tidak langsung semakin mengkerdilkan partai demokrat.

Walau secara substansi SBY ingin menyampaikan pesan kepada Megawati bahwa ini loh, Partai demokrat meskipun pada pileg lalu hanya menempati posisi keempat,- tapi bisa menjadi partai penentu juga didalam pengambilan keputusan di DPR.  Pesan lain yang mungkin kita lupa bahwa dagang "politik" dalam setiap keputusan di dewan tidak dapat dihindari.

Terbukti dengan koalisi merah putih memaksakan pengambilan keputusan lewat voting,- dan sudah sama-sama kita ketahui,-partai pendukung jokowi keok, terkapar tak berdaya karena jumlah suara di DPR saat itu tidak memungkinkan " dia",-partai penyokong jokowi  untuk memetik kemenangan atas rakyat dan kedaulatannya. Kali ini di kubu KMPnya Prabowo bertepuk girang,- walau sebagian orang merasa hak memilihnya di rampas secara "persekekongkolan politik" kasarnya.

Dalam itu sikap Ahok sebagai pribadi sangat jelas, cara dia mengecam keuputusan dewan yang terhormat itu pun menandai dirinya adalah seorang keturunan yang sudah matang berpolitik. Sikap Ahok yang berani keluar dari Gerindra mestinya pantas di jadikan contoh kepalah daerah yang menolak pilada ewat DPRD.

Ahok yang berani bersikap keluar dari Gerindra saat posisi dirinya,- yang secara politik perlu mendapat dukungan dari partai pengusung dirinya saat pilkada lalu, pantas mendapat apresiasi. Sepertinya Gerindra kehilangan aset yang luar biasa, yang mengatakan Ahok adalah aset Gerindra keluar dari mulut Padli Zoon, yang saat ini sedang berdebat di TV. toh aset itu, seperti sebuah investasi politik Gerindra yang tidak berkembang, justru sebaliknya, menjadi penyebab penghancurann citra Gerindra.

Untuk itu kita melihat kegelisahan Prabowo saat menyenggarakan Kongres luar biasa Gerindra.  Yang secara langsung memilih Prabowo sebagai ketua umum secara aklamasi. Saya yakin,- jika ada survey sikap Prabowo itu, terutama di dalam KMP pasti tidak mendapat simpati rakyat. Atau mengalami "Rush" politik ditandai dengan hilangnya kepercayaan rakyat dan merasa menyesal telah memilih gerindra.

Percaturan politik masih berlanjut. Kita melihat Partainya Surya Paloh yang diukur pada pileg lalu termasuk partai papan bawah, tetapi memiliki akses yang besar di lingkaran Jokowi. Kita melihat sepak terjang partai Nasdem,-seakan merubah cara cara lama,-bahwa yang minoritas pun bisa berbuat lebih besar, asalkan tahu cara melaksanakan langkah-langkahnya.

Lalu dimana peran Ahok ?

Posisi ahok di DKI sepertinya pasti ikut di goyang oleh KMP, bagaimana dengan partai penyokong Jokowi di DKI ? apakah bisa menyelamatkan Ahok ? serangan bertubi-tubi sudah dilakukan oleh Gerindra, juga beberapa ormas berlebel agama.

Saya yakin Ahok,- pasti mengerti dan tahu cara untuk menghadapinya. Karena dia (Ahok) sudah terlatih sewaktu di Belitung, dia juga terbiasa untuk mundur dari partai politik. Kita membaca Dari kurun waktu15 tahun ini Ahok sudah beberapa kali pindah Partai.

Terhadap sikap ini,- beberapa politisi diseberangnya menyabut Ahok sebagai kutu loncat. Namun Ahok menepisnya dengan slogan baru "Kutu loncat lebih baik/bagus dari kutu busuk !" bagaimana kalau Ahok diserang secara atnis ? karena dia secara etnis adalah minoritas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun