Mohon tunggu...
Edi Tempos
Edi Tempos Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya lahir di sumatera selatan, pernah tinggal di jambi. Lalu sekarang berada di jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Gangnam Style dan Kuda Lumping

20 November 2012   13:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:00 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahlan Iskan, melompat, menggerakan tangan seperti memegang kendali  seekor kuda.  Seorang ibu mengikuti dan melakukan gerakan yang sama, juga puluhan bahkan ratusan orang mengikuti gerakan yang sama, yang dilakukan oleh dahlan Iskan yang saat ini sedang berteru dengan anggota dewan.

Musik enerjik yang mengiringi kelincahan Bos besar jawa pos group itu berbeda, bahkan terkesan kontrakdiksi, ketika saya melewati sebuah kampung di dusun Purwodadi kelurahan talang betutu, kecamatan talang kelapa Palembang. Sejatinya anak-anak sedang menari kuda lumping. dibawah matahari pagi, anak-anak menggunakan pakaian adat jawa, tempat dimana Dahlan dilahirkan.

Anak-anak penari kuda lumping, sama dengan Dahlan bernapas dan menikmati irama musik. Melonggok, melakukan hentakan kaki, seraya disela kedua kakinya terjepit anyaman bambu, di cat warna-warni, dalam bentuk seperti kuda. Saya yakin Dahlan pasti paham dan pernah menyaksikan tarian ini.

Muka anak-anak itu di make up, sebagaimana penari. matanya menatap lurus, diantara tamu-tamu yang hadir, menyaksikan kesenian daerah masih tersisa. Diantara hiruk-pikuknya arus kebudayaan. Mereka mungkin saja sering dihayut oleh media, oleh arus informasi tentang gangnam style yang saat ini sedang populer di mana-mana.

Bahkan seorang Dahlan Iskan diantara kesibukannya melakukan gerakan senam kuda ini.  Sepertinya dia sangat menikmati gerakan olahraga ini, sama halnya anak-anak kecil itu, mereka melakukan gerakan yang meliuk, gemulai dangan gerakan mata yang indah.

Walau Gangnam style,- diambil dari nama suatu daerah elit di Korea mungkin saya tidak perlu menjelaskan dari mana datangnya kesenian kuda lumping ini berasal. Faktanya,- kesenian ini masih tetap bertahan diantara serbuan budaya luar yang masuk ke kampung-kampung. Tidak terkecuali di dusun Porwodadi, yang terletak di pinggiran kota Palembang.

Penari kuda lumping ini dilakukan oleh anak-anak, oleh sanggar kesenian setempat yang utamanya adalah masyarakat setempat keturunan suku Jawa. Saya terkesan dengan penari kuda lumping ini, mereka bergerak seperti naik kuda, seperti menunggang kuda.

Sementara tarian atau gerakan Gangnam style, seperti koboy, melemparkan tali, memutar tali. Tarian kuda lumping lebih pada gerakan lembut, hentakan tumit ketanah tampa menggunakan sepatu. Seandainya saya seorang koreografer tari,- saya akan sempurnakan tari kuda lumping, dengan mengundang Dahlan Iskan, atau Jokowi, atau Ahok atau siapa saja yang saat ini sedang disenangi oleh masyarakat. Untuk apa ?

Saya akan minta mereka untuk menjadi orang yang mempopulerkan kuda lumping... agar jenis tarian ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak dipinggiran kota. Agar kesenian kuda yang berakar dari tanah jawa dinikmati oleh bangsa ini, seperti gangnam style.

Lalu siapa yang akan menjadi kudanya, pak Dahlan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun