Siapa yang tidak mengenal beliau? Hampir seluruh kalangan mengenalnya dengan istimewa. Ambyar menjadi bahasa yang menyatukan dengan kecintaan. Generasi millenial begitu menikmati lantunan merdu dan syarat makna dari Lord Didi.Â
Semua kalangan begitu terpesona dengan indahnya nada, kedalamana liriknya dan pasti suara merdu serta kharisma yang terpancar dari Lord Didi yang rendah hati.Â
Konsistensinya dalam bernyanyi dengan bahasa daerah, membuktikan bahwa keindahan memang dari hati. Sehingga walaupun mungkin sebagian pecintanya, belum menguasai bahasa jawa dengan baik. Tapi tetap menikmatinya dengan syahdu.
Di tengah popularitas tingginya, Alloh Yang Maha Cinta memanggilnya di bulan yang istimewa, saat yang istimewa dan dalam ibadah yang istimewa.Â
Berpulangnya beliau di saat yang istimewa, sudah lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa beliau insan istimewa dihadapanNya. Setidaknya menurut pandangan saya, terserah pandangan Anda.Â
Galangan dana onlinenya yang berjumlah pantastis, juga membuktikan bahwa beliau memang seniman yang begitu peduli, itu yang terekspos media. Sedangkan kedermawanan yang lain tentu dirasakan seluruh sahabat ambyar.Â
Kepulangan beliau ke sisiNYa, membuat shock semua pihak. Apalagi tidak ada riwayat sakit yang mengkhawatirkan. Semua sahabat ambnyarpun patah hati.
Lord Didi membangun kariernya dari bawah, menjadi pengamen jalanan. Bahkan KEMPOT (kelompok penyanyi trotoar) sendiri adalah singkatan yang sengaja disematkan pada nama populernya. Ia memang tidak pernah melupakan darimana kariernya dimulai. Kariernya terus beranjak, bukan karena sensasi apalagi aksi tipu-tipu.Â
Namun bukti dari kerja keras dan kemampuannya dalam menyerap aspirasi makna ambyar. Kepedihan tidak perlu diratapi, namun dirayakan dengan kegembiraan. Karena Tuhan pasti memiliki maksud yang tersembunyi. Popularitas Lord Didi, bukan popularitas instant, yang lahir dari kontroversi, apalagi sekedar sensasi murahan. Popularitasnya terlahir karena konsistensi berkarya yang terbaik, dan Tuhan mengangkatnya dengan cara yang indah.
Kepadanya kita mesti belajar, bahwa sikap rendah hati menjadi ciri seniman sejati. Popularitas tidak mengubah pribadinya. Dengan kesederhanaanya, ia masih menggunakan ponsel biasa, bahkan tidak memiliki WA.Â
Padahal lagu-lagunya populer di seluruh negeri, bahkan luar negeri. Bagi para pencari popularitas instant, mereka bisa saja populer dengan mudah karena viral, atau konten yang aneh bahkan menyakiti. Namun, belum tentu mereka populer di dalam hati.Â