Mohon tunggu...
Saepudin Zuhri
Saepudin Zuhri Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik

Belajar mendidik diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit dengan Tadarus Online Lewat Discord

4 Mei 2020   07:39 Diperbarui: 4 Mei 2020   07:49 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan sebelumnya, saya lebih sering pulang ke rumah setelah ashar. Sepanjang perjalanan menuju rumah biasanya akan ditemui orang-orang yang sedang bergembira menunggu beduk magrib tiba. Mereka sedang ngabuburit, sebuah istilah serapan bahasa sunda yang sudah menjadi kata yang populer, untuk menyebut siapa saja yang beraktifitas menunggu datangnya azan magrib. 

Beragam kegiatan dilakukan. Mulai kegiatan keagamaan seperti pengajian menjelang berbuka, tadarus Al- Quran, menyiapkan keperluan berbuka untuk jamaah masjid. Termasuk berdiam diri di masjid sambil bercengkrama dengan keluarga, sahabat, atau teman sejawat. 

Selain kegiatan yang berpusat di masjid, biasanya ngabuburit juga dilakukan di tempat-tempat terbuka semacam alun-alun kota, taman dan tempat-tempat yang dijadikan sebagai arena nongkrong. Berbagai aktifitas dilakukan di tempat terbuka itu mulai konser musik kecil hingga besar, bermain sepatu roda dan sejenisnya. Juga sekedar nongkrong, ngobrol bersama pasangan, sahabat ataupun teman. 

Ngabuburit juga dilakukan di tempat-tempat makan, mulai dari rumah makan sederhana hingga restoran dan cafe mewah sambil menunggu untuk berjamaah buka puasa. Mall dan pusat pembelanjaan juga sesak dengan penuhnya orang yang sedang ngabuburit. 

Otomatis, padatnya orang yang ngabuburit menjadikan perjalan dari sekolah ke rumah lumayan macet dan tersendat. Namun, itulah ngabuburit bagi saya. Melihat kumpulan orang yang begitu riang, menjadi hiburan tersendiri di tengah kendaraan yang tersendat.

Namun, itu cerita lalu. Saat ini, ketika pembatasan sosial diberlakukan. Ngabuburit menjadi terpusat di rumah. Jalanan lengang, walaupun pusat-pusat belanja cukup penuh. Tetapi terbatas hanya menyediakan keperluan makan dan kebutuhan pokok lainnya. Mall yang biasanya penuh, kini ditutup. Taman-taman kota, alun-alun sepi. Sulit ditemui kumpulan orang yang ngabuburit, karena pasti akan dibubarkan dan dikenakan sangsi.

Tentu tidak mudah untuk mengganti kebiasaan ngabuburit yang sudah melekat setiap Ramadan, tetapi semua harus disikapi dengan penuh kerelaan dan pengertian bahwa semua demi kebaikan bersama. Berbagai cara ngabuburit yang tetap menyenangkan sebenarnya dapat dilakukan. Kalau saya ramadan sekarang melakukan ngabuburit dengan membantu istri memasak, menulis, membaca, dan yang pasti bermain bersama anak.

Ada kegiatan lain yang cukup unik, yaitu tadarus online. Memang biasanya di masjid sekolah, jika dijadwalkan buka puasa bersama. Pasti sebelumnya didahului dengan ngabuburit dengan tadarus Al-Quran. Selain tadarus sendiri di rumah ditemani istri dan anak. 

Walaupun tadarus online cukup marak, bagi saya ini pertama kalinya. Lebih menariknya, jika biasanya aplikasi online yang digunakan semacam zoom, google meet dan sejenisnya. Teman-teman justru menawarkan aplikasi discord. Semakin penasaran saja, namanya saja baru didengar. 

Setelah berselancar di internet ternyata discord hampir mirip dengan skype, setiap pengguna dapat menggunakan fitur chat, voice call, video call, bahkan screen share. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun