Mohon tunggu...
Esti Wardatul Hasanah
Esti Wardatul Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional di Universitas Jember

Nothing is impossible

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Invasi Rusia ke Ukraina pada Kondisi Ekonomi Indonesia

5 Maret 2023   10:54 Diperbarui: 5 Maret 2023   11:12 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses pemulihan ekonomi Indonesia mengalami tantangan baru. Menko Bidang Perekonomian, Sri Mulyani menyebut saat ini perekonomian Indonesia adalah economic roller coaster. Hal ini disebabkan oleh adanya invasi Rusia terhadap Ukraina di tengah pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

Seperti yang kita ketahui, invasi Rusia terhadap Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022. Keinginan Ukraina untuk bergabung North Atlantic Treaty Organization (NATO) dianggap sebagai sebuah pengkhianatan oleh Rusia. Hal tersebut disebabkan oleh Rusia yang menganggap Ukraina sebagai saudara dengan asal usul yang sama.

Selain itu, Rusia melihat Ukraina sebagai wilayah yang strategis. Ukraina berbatasan dengan tujuh negara, yakni Rusia, Polandia, Slovakia, Hungaria, Belarusia, Rumania, dan Moldova. Ukraina juga memiliki sungai terbesar yang membentang 518.000 km, yakni Sungai Dnieper. Ini membuat Ukraina memiliki kekayaan alam yang besar.

Kemudian, Rusia juga menganggap Ukraina sebagai benteng pelindung. Perbatasan Rusia dan Ukraina sepanjang 160.000 km, baik darat dan laut. Ukraina juga merupakan wilayah jalur pipa gas Rusia ke Eropa Barat. Hal ini membuat Ukraina sebagai negara yang sangat penting bagi industri Rusia.

Rusia membutuhkan Ukraina dan negara Eropa Timur untuk melindungi negaranya dari ancaman negara barat. Hal inilah yang membuat Rusia mempertahankan pengaruhnya di Eropa Timur dan tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO. Semua yang dilakukan Rusia hanya untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan negaranya.

Invasi Rusia terhadap Ukraina yang masih berlanjut hingga saat ini memiliki dampak yang besar terhadap seluruh negara, seperti kenaikan harga komoditas dari Rusia dan Ukraina. Rusia dan Ukraina merupakan negara utama pengekspor gandum. Selain itu, Rusia merupakan salah satu produsen minyak bumi, industri pertambangan seperti aluminium, nikel, dan palladium, serta bahan baku pupuk kalium karbonat (potasium).

Dampak dari Invasi Rusia terhadap Ukraina dirasakan juga oleh Indonesia. Konflik ini menyebabkan Indonesia mengalami kenaikan inflasi selama Februari--Maret 2022. Indonesia mengalami pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS selama dua hari sekitar 0,24% ke Rp14.373, ini terjadi per 25 Februari 2022.

Dampak di sektor komoditas menyebabkan naiknya harga minyak dan gas (migas), Crude Palm Oil (CPO), serta batubara karena ada risiko suplai. Per 24 Februari 2022, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) mencapai 95,45 dollar AS per barrel, sehingga menyebabkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan LPG meningkat. Menurut Sri Mulyani, Menko Bidang Perekonomian, pengeluaran untuk subsidi BBM dan LPG di kuartal pertama 2022 meningkat hingga dua kali lipat dibanding periode yang sama di 2021.

Kemudian, Invasi Rusia terhadap Ukraina juga berdampak pada naiknya harga pangan di Indonesia. Ukraina merupakan negara pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum, yakni setara dengan 27% dari total 10,29 juta ton yang diimpor Indonesia pada 2020.

Gandum merupakan bahan pokok pembuatan mi instan dan terigu. Masyarakat Indonesia gemar mengonsumsi mi instan dan menjadi terbesar kedua di dunia dengan total 12,6 miliar porsi pada 2020. Meskipun demikian, kenaikan harga gandum tidak bisa dihindari. Setelah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, harga gandum global mengalami krnaikan tertinggi sejak 2008, yakni naik sebesar 5,35% menjadi US$9,84 atau kurang lebih Rp141.373 per gantang.

Selain itu, Invasi Rusia terhadap Ukraina berdampak pada abnormal return saham di Indonesia. Menurut Hartono, abnormal return merupakan kelebihan dari pengembalian yang terjadi terhadap pengembalian normal. Abnormal return ini merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return yang diharapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun