Mohon tunggu...
estungkara115
estungkara115 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Akun merupakan bagian dari Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) UIN Malang Yang melakukan kegiatan pengabdian terhadap masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menemukan Keunikan dalam Batik Garudeya Desa Kidal: Karya Seni, Warisan Budaya, dan Keseharian Pengrajin

25 Desember 2023   00:02 Diperbarui: 25 Desember 2023   11:48 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Dokumen Pribadi)

Di balik rerimbunan kebun dan sejuknya alam Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, terdapat sebuah kekayaan budaya yang luar biasa-Batik Garudeya. Kelompok KKM 115 dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menyelidiki dan mendokumentasikan warisan budaya ini dengan penuh dedikasi. 

Dalam upaya melestarikan seni dan kearifan lokal, pengrajin batik, seperti Sumiasih, telah menjadikan batik sebagai medium untuk menggambarkan keunikan Desa Kidal. Di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Batik Garudeya bukan sekadar karya seni, melainkan juga warisan budaya yang menghubungkan cerita mitologis dan kearifan lokal. 

Pengrajin batik di desa ini, yang dipimpin oleh Sumiasih dan didukung oleh empat karyawan, telah berhasil menghasilkan karya-karya yang tak hanya indah secara visual, tetapi juga sarat makna. Mari kita terus menjelajahi keindahan dan keseharian pengrajin Batik Garudeya. 

Setiap kain Batik Garudeya memiliki ukuran standar yang menjadikannya fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Panjangnya mencapai 2,25 meter dengan lebar 120 meter. Varian harga yang ditawarkan mencerminkan keberagaman produk ini: 

  • Mulai dari 150: Varian harga ini memberikan aksesibilitas kepada banyak orang untuk memiliki potongan kecil dari keindahan Batik Garudeya. 
  • 200: Varian harga ini menawarkan produk dengan kualitas lebih tinggi atau mungkin ukuran yang lebih besar, memberikan variasi kepada konsumen yang menginginkan sesuatu yang istimewa. 
  • 600: Varian harga ini mungkin mencakup produk khusus atau edisi terbatas, menciptakan pengalaman eksklusif bagi para penggemar dan kolektor Batik Garudeya. 

Pengrajin Batik Garudeya memulai hari mereka pada jam 7 pagi dan bekerja hingga pukul 4 sore. Jam kerja yang teratur ini mencerminkan komitmen mereka untuk menjaga kualitas karya seni mereka. Setiap langkah dalam proses produksi, mulai dari membatik hingga penyelesaian akhir, memerlukan keahlian dan perhatian yang luar biasa. 

Pengrajin tidak hanya bekerja untuk menciptakan karya seni yang memukau, tetapi juga berperan dalam melestarikan warisan budaya Desa Kidal. Dengan memiliki empat karyawan, mereka tidak hanya menciptakan peluang pekerjaan lokal, tetapi juga mentransfer keterampilan tradisional kepada generasi berikutnya. 

Sumiasih, seorang pengrajin batik yang telah menghibahkan hak paten Batik Garudeya, merupakan sosok kunci dalam mempertahankan tradisi ini. Dia mengembangkan motif khas ini setelah mendalaminya melalui eksplorasi relief Candi Kidal yang berjarak hanya sekitar 500 meter dari rumahnya. Keunikan motifnya membuat Batik Garudeya sebagai karya seni yang diakui dan diapresiasi, bahkan memenangkan lomba sejak tahun 2018. 

Batik Garudeya bukan hanya kain berwarna-warni dengan motif yang unik, tetapi sebuah kisah hidup yang menceritakan kekayaan budaya dan sejarah. Dari proses produksi hingga varian harga yang ditawarkan, setiap elemen menciptakan narasi lengkap tentang dedikasi, keahlian, dan cinta terhadap seni dan warisan budaya. Desa Kidal tidak hanya menjadi rumah bagi pengrajin batik ini, tetapi juga tempat dimana Batik Garudeya menjadi sebuah cerita hidup yang diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun