Mohon tunggu...
Estria
Estria Mohon Tunggu... Lainnya - Calon penulis

Suka nonton nadia omara dan hirotada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku, Masih Berharga!

28 Juli 2024   17:42 Diperbarui: 28 Juli 2024   17:43 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nora menatap cermin di kamarnya. Wajahnya pucat, matanya sembab. Setiap harinya dia merasa tidak ada yang menarik pada dirinya. Ia mengelus pipinya yang meradang karena jerawat. "Kenapa aku tidak secantik teman temanku?" gumamnya lirih. Setiap hari, ia harus menghadapi komentar-komentar yang menyinggung tentang penampilannya. "Kamu kalo ga berjerawat pasti cantik" atau "kamu skincare-an deh, punya kulit itu di rawat baik baik." Mereka tidak tau saja, jika Nora sudah berupaya keras menyembuhkan jerawat nya. Sudah pakai skincare yang bagus, konsultasi ke dokter hingga menerapkan hidup sehat. Namun tidak ada proses yang instan, butuh waktu untuk menyembuhkan jerawatnya. 

Tekanan batin ia rasakan. Nora juga ingin menampilkan wajahnya di sosial media dengan sempurna seperti teman temannya. Tidak ada rasa rendah diri lagi. Hanya karena jerawat muncul di wajahnya, Nora bahkan sampai ditolak oleh orang yang ia kagumi. "Maaf nora, aku tidak bisa menerima perasaan mu. Aku sudah menganggap mu seperti adik sendiri." Ujar laki laki yang Nora kagumi. Parahnya, Nora melihat dia berkencan dengan perempuan lain. Tak akan ada rasa kesal ketika tidak tau siapa perempuan itu, namun siapa yang tidak tau seorang Dira. Perempuan paling cantik di angkatan Nora! Dan juga menjabat sebagai sahabat Nora!

Kejadian itu membuat Nora murung dan rasa percaya dirinya sudah habis. Tak tau kemana lagi harus bercerita, Nora tak ingin membebani sang ibu dengan kisah menyedihkan itu. Menulis. Satu satunya tempat cerita nora. Hingga tak terasa ia mampu menyelesaikan 2 draf novel sekaligus. 

Dicari Naskah, Terbit Gratis

Melihat postingan di beranda Instagramnya, keinginan untuk mengirim naskah itu semakin besar. "Coba aja kali ya? Aku ga berekspektasi lebih sii." 

Beberapa minggu kemudian ia mendapat pesan bahwa tulisannya yang berjudul "Memeluk Sendu" berhasil lolos kurasi dari penerbit. Rasa senang dan kepercayaan dirinya yang sempat habis kini mulai terisi. Kali ini ia menangis lagi, bukan karena sedih tetapi karena senang. Sekarang ia memiliki pencapaian besar dalam hidupnya. 

Setelah penantian yang panjang akhirnya sebuah novel, yang menjadi saksi titik terendah di hidupnya berhasil terbit. Ini merupakan kado terindah selama 21 tahun hidup. Di tahun ini ia mampu membanggakan orang tuanya berkat novel "Memeluk Sendu". Dan berita baiknya bukan hanya itu, buku pertama Nora berhasil menjadi best seller. Mencapai 40.000 eksemplar sudah terjual di seluruh negara. Hidupnya benar benar berubah Nora yang insecure-an kini tidak ada lagi. Sekarang Nora lebih percaya diri. Dulu ia tidak bisa berbicara di depan publik, sekarang ia malah sering diundang untuk menjadi pembicara. 

Seiring berjalannya waktu, dengan berbagai pola hidup sehat dan treatment pada wajah nya, tak ada lagi jerawat meradang di wajahnya. Orang yang dulu mengenal Nora bahkan sampai pangling. Benar bahwa waktu dapat merubah segalanya. Nora yang sekarang hidup lebih baik dari sebelumnya. Dan part paling penting adalah nora sudah mampu menghargai dirinya sendiri. 

"Kalo ga ada kejadian itu, apakah semua akan seperti ini?" Tanya nora pada bayangan dirinya di depan cermin. 

"Nak, mama sama papa bangga sama kamu. Terimakasih sudah bertahan. Kamu kuat sayang." Ucapan mama Nora begitu dalam. Dalam hidup nora dukungan keluarga bukanlah hal yang asing, namun kali ini ia merasa sayang tersentuh. "Makasih ma, pa, sudah selalu ada disaat Nora sedih ataupun senang. Aku bersyukur memiliki orang tua yang hebat seperti mama dan papa. Nora tau ini bukan akhir dari perjalanan nora, masih banyak hal yang harus Nora lakukan." 

Rasa insecure, minder, tidak percaya diri,  tentunya bukan hal asing lagi. Setiap orang pasti pernah di fase ini. Namun bagaimana kita menyikapinya akan menentukan hasilnya. Tanamkan pikiran positif pada diri kita. Tak mudah memang, namun keluarga yang selalu mendukungku, tentu aku tidak akan mengecewakan mereka. Aku mencintai diriku sendiri. - Nora.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun