Anggapan industri energi sering dianggap sebagai ranah laki-laki, sehingga perempuan akan menghadapi stereotip dan diskriminasi dalam proyek industri energi. Ini dapat menghambat dan mengurangi rasa kepercayaan diri para perempuan potensial untuk berkontribusi. Pentingnya sosialisasi tentang kesetaraan gender terus di laksanakan.Â
Menghapus stereotip tentu tidak mudah, maka diperlukan kerjasama antar masyarakat dan pemerintah sebagai media pengendali. Ketiga, keterbatasan sumber daya finansial. Hal ini akan menyulitkan perempuan untuk mengembangkan usaha energi terbarukan ataupun memulai transisi energi yang berskala besar.Â
Ketergantungan pada lembaga keuangan yang pasti memerlukan jaminan atau syarat tertentu juga menjadi hambatan untuk perempuan memulai aspirasinya di bidang energi. Maka diperlukan dukungan pemerintah dan swasta dalam upaya ini. Pendanaan yang cukup untuk memulai mengambangkan usaha.Â
Bersama-sama, melalui kesetaraan gender, perempuan dan laki-laki dapat membangun masa depan energiÂ
Berikut salah satu perempuan inspiratif di Indonesia yang berkontribusi dalam transisi energi :
1. Tri MumpuniÂ
Tri Mumpuni Wiyatno adalah seorang pemberdayaan listrik di lebih dari 80 desa terpencil Indonesia. Atas kontribusinya ia mendapat penghargaan Ashden Awards pada 2012, sebuah lembaga swadaya masyarakat inggris yang bergerak di bidang pemberdayaan energi ramah lingkungan. Namanya juga tercantum dalam daftar ilmuwan berpengaruh dunia, the world's  500 most influential muslims tahun 2021 yang dirilis the royal islamic strategic studies centre.
Dengan pemberdayaan perempuan dan memberi mereka kesempatan untuk memimpin, kita dapat memastikan bahwa transisi energi lokal dapat terus berkembang dan bermanfaat untuk semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H