Kota Denpasar telah menjadi pusat keramaian di Pulau Dewata sejak lama. Berbagai macam tempat wisata tersedia untuk dikunjungi, tak lupa macam-macam kuliner khas dari berbagai daerah di bali juga akan memanjakan lidah pengunjung domestik maupun luar negeri. Kuliner yang paling mudah ditemui di kota denpasar adalah ayam betutu, yang merupakan salah satu santapan kuliner khas Bali itu sendiri.
Awalnya, kuliner ayam betutu ini dipelopori oleh Ni Wayan Tempeh yang berasal dari wilayah Abiansi, Gianyar Bali pada 1976. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak tempat kuliner yang mengadaptasi sajian menu sang pelopor ayam betutu.Â
Hal tersebut sesungguhnya memudahkan para pecinta makanan Bali, karena dengan banyaknya tempat kuliner yang menyajikan menu makanan tersebut, kita tidak perlu lagi repot-repot terbang ke Bali demi memenuhi hasrat diri untuk makan ayam betutu khas Bali.
Salah satunya di Jakarta, tepatnya di Jalan Woltermonginsidi, Senopati, tersedia tempat makan yang menyediakan makanan khas Bali yaitu "Ayam Betutu Khas Gilimanuk". Restoran yang berdiri sejak tahun 2011 ini, memiliki menu andalan yaitu ayam betutu khas Bali dengan hidangan pendamping sambal matah. Â
Selain itu, terdapat menu kuliner khas bali lainnya seperti bebek betutu, telur bumbu bali, sate lilit dan plecing kangkung. Harga yang dibandrol untuk satu porsi berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp125 ribu.
Tak hanya kedatangan pengunjung dari warga lokal, Ayam Betutu Khas Gilimanuk senopati juga kedatangan pengunjung dari mancanegara. Beruntungnya, saya berkesempatan untuk bertanya tentang pendapatnya,
"delicious balinese style food in Jakarta. All meal very fresh and served very politely. Like the service and the welcoming. The price is also worth to be paid for what you get. But, since the entry is a bit hidden and maybe not to be seen at first sight, i'm looking out for the bigger sign at the corner. Over all, i recommend it!" ujar Tram, seorang turis mancanegara yang diketahui berasal dari Netherlands
Tempat ini tak hanya melayani sistem makan di tempat, namun setelah melakukan perbincangan dengan salah satu pramuniaga di sini juga ternyata melayani sistem pesan antar atau delivery.
"Iya, di sini ramenya kalo siang sih biasanya, soalnya kan waktu makan siang kan. Nah, masuk bulan puasa tuh kalo siang udah gak gitu rame kayak biasa, yang ramenya malah kalo sore mau buka puasa gitu. Kadang juga ada yang pesen banyak dari telepon terus di anter ke alamat mereka, gitu." Kata Satria, salah seorang pramuniaga di sana