Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Salah Kaprah tentang Memaafkan

22 Mei 2020   23:26 Diperbarui: 22 Mei 2020   23:24 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber ilustrasi : colourbox.com) 

Sering sekali saya mendengar orang-orang bijak mengatakan, "Tak perlu minta maaf, sejak awal sudah saya maafkan".  Wah, menurut saya itu memaafkan dalam level yang sangat epic.

Memaafkan adalah ranah privat, bukan sesuatu yang harus diucapkan jika itu memang tidak diperlukan. Lain halnya bila si pembuat kesalahan dengan sungguh-sungguh menyampaikan permohonan maaf nya. Tentu akan melegakan jika ia mendengar kita melisankan bahwa ia sudah kita maafkan, bukan?

3. Memaafkan tidak berarti bahwa kita tidak boleh lagi merasakan emosi lainnya yang terkait dengan situasi tersebut.

Memaafkan adalah tindakan berdasarkan kemauan yang diproses di lobus frontalis otak kita, sedangkan emosi diproses di hipotalamus. Dua lokasi yang berbeda yang berarti keduanya tidak perlu saling menyangkal satu sama lain.

Emosi kecewa, sedih, marah dan apapun itu yang diproses hipotalamus harus tetap diafirmasi, atau diterima oleh diri kita seperti adanya. 

Tugas lobus frontalis lah yang mengatur bagaimana kita meluapkan emosi itu dengan cara yang positif dan konstruktif. Memaafkan adalah salah satu respon positifnya. Meskipun saat kita memaafkan kita masih merasakan kedalaman kekecewaan itu. That's okay!

4. Memaafkan tidak berarti kita harus melupakan apa yang telah terjadi

Tentu kita sangat butuh untuk mengingat kesalahan apapun yang terjadi di masa lalu, karena manusia adalah makhluk belajar. Kita mengambil pelajaran dari masa lalu.

Ungkapan forgivable but unforgettable dipajang di jalanan kota Nanjing setiap kali peringatan Nanjing Massacre, yakni peringatan tragedi berdarah pembantaian massal yang dilakukan tentara Jepang di Nanjing pada tahun 1937. Begitupun juga mungkin untuk kejadian-kejadian tragis lainnya yang terjadi di masa lalu yang membawa dampak luas bagi banyak orang. Bisa dimaafkan, tak mungkin dilupakan.

5. Memaafkan bukan sesuatu yang kita lakukan untuk orang lain. Itu kita lakukan untuk diri kita sendiri.

Beberapa orang merasa memaafkan berarti tentang merelakan kemarahan akan kesalahan orang lain atau dengan kata lain, ini akan selalu melulu tentang orang lain dan bukan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun