Mohon tunggu...
Esti Maryanti Ipaenim
Esti Maryanti Ipaenim Mohon Tunggu... Jurnalis - Broadcaster, seorang ibu bekerja yang suka baca, nulis dan ngonten

Gaya hidup dan humaniora dalam satu ruang: bahas buku, literasi, neurosains, pelatihan kognitif, parenting, plus serunya worklife sebagai pekerja media di TVRI Maluku!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menteri Muda Pilihan Jokowi Belum Bisa Mengguncang Dunia

22 Oktober 2019   16:35 Diperbarui: 22 Oktober 2019   19:22 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beri aku 100 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." (Ir. Soekarno)

Kalimat bung Karno itu bukan hanya sekedar kalimat biasa. Dalam dekade belakangan ini tampaknya perkataan itu mewujud. Anak-anak muda Indonesia mulai tampil bersaing dan bersinergi dengan angkatan tua dalam berbagai kesempatan.

Angkatan ini muncul menjawab sentimen-sentimen apatisme yang seringkali dilayangkan pada mereka, terutama sekali yang menyangkut masalah sosial, politik dan kenegaraan. Mereka merebut peran-peran penting dalam berbagai aspek dengan menjadi tokoh muda, influencer, dan entrepreneur yang dikenal banyak orang.

Tentunya, ini tak lepas dari peran besar teknologi informasi yang mudah sekali mengangkat nama-nama tokoh muda itu ke permukaan sehingga menjadi pusat perhatian publik. Dan memang harus diakui, anak-anak muda lebih aware dan paham seluk-beluk memaksimalkan pemanfaatan media dan teknologi untuk mencapai target mereka. Terlepas dari apakah target itu berorientasi prestasi ataukah sensasi.

Yang jelasnya, keberadaan anak muda pun menjadi harapan dan semangat bagi bangsa ini di tengah krisis kepercayaan kepada angkatan tua dan orang-orang lama.

Presiden Jokowi telah lama melihat cikal-bakal terwujudnya kalimat bung Karno ini. Ia sadar betul, inilah saatnya memberikan kesempatan bagi mereka untuk membantunya membuat Indonesia bisa mengguncangkan dunia. Karena itu wacana tentang Menteri muda adalah sesuatu yang niscaya baginya.

Mendefenisikan Muda
Sudah ada banyak contoh dari negara lain yang telah dipastikan sendiri oleh Jokowi. Nama-nama seperti Shamma Al Mazrui (Menteri Kepemudaan Uni Emirat Arab),  Syed Saddiq (Menpora Malaysia), Simon Harris (Menteri Kesehatan Finlandia) dan  Anupriya Patel (Mantan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India). Nama-nama itu muncul untuk mengemban tugas menjadi Menteri di usia yang relatif sangat muda.

Namun apa itu muda? bagaimana tolak ukur muda yang dimaksud? 

Menurut Undang-Undang Kepemudaan No. 40 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pemuda adalah seseorang yang berusia 16-30 tahun. Penerjemahan ini seringkali membuat tokoh-tokoh di atas range usia tersebut terusik. Kebanyakan karena mereka mencampurkan defenisi muda dengan defenisi usia produktif dan berdalih, "Bukankah ada yang di usia 40 ke atas pun masih produktif?".  Namun, hanya Jokowi yang tahu, muda yang dimaksudkannya.  

Syarat dari Jokowi
Tentu saja ada seperangkat prasyarat yang harus menjadi tolak ukur Jokowi dalam menentukan siapa anak muda yang akan ia ajak sebagai pembantunya dalam mengguncangkan dunia. Mengingat Menteri bukanlah jabatan sembarangan melainkan sebuah jabatan dengan peran yang sangat signifikan untuk menerjemahkan visi dan misi Jokowi di periode pemerintahan jilid II nya ini.

Di luar syarat yang tersebut dalam Undang-Undang, Jokowi menekankan 3 prasyarat tambahan untuk siapapun yang masuk ke susunan kabinetnya. 3 syarat itu yakni memiliki kemampuan managerial, punya kemampuan eksekusi yang cepat terhadap persoalan, dan yang ketiga berani.

Melihat 3 syarat tambahan tersebut tentunya tak semua anak muda bisa lolos begitu saja. Bila yang selama ini menonjol hanyalah popularitas karena sensasi, maka jangan harap bisa berada di kursi Menteri Jokowi.

Ada kriteria tertentu untuk menentukan seseorang memiliki kemampuan managerial. Termasuk bahwa mereka haruslah telah malang melintang memimpin organisasi atau lembaga dalam skala besar dan dalam waktu yang bukan sebentar. 

Kemampuan managerial juga berarti mampu menangani konflik-konflik kepentingan di dalam tubuh lembaga yang dipimpin, menyelesaikan persoalan yang menyangkut ribuan kepala.

Si calon Menteri muda juga harus yang sudah membuktikan bahwa ia mampu bertindak cepat, seorang eksekutor handal, seorang pembuat keputusan yang ahli. 

Terakhir, si calon Menteri adalah dia yang berani mengambil resiko apapun. Termasuk berani mengambil resiko meninggalkan jabatan kepemimpinan apapun yang sedang ia pegang, untuk fokus membantu Jokowi menggapai Indonesia yang mampu mengguncangkan dunia.

Muda Menurut Jokowi Bukan Menurut Soekarno
Tokoh-tokoh muda yang kemarin (Senin) 21 Oktober 2019 hadir memenuhi panggilan Jokowi adalah Nadiem Makarim, Wishnuthama dan Erick Thohir tentunya. 

Dilihat dari usia, mereka bukanlah yang masuk kategori usia pemuda yang disebutkan dalam Undang-Undang Kepemudaan. Belum terlihat ada nama yang usianya di bawah 30 tahun yang dipanggil Jokowi. Namun, kembali lagi, Jokowi tentunya punya defenisi sendiri tentang muda. Nama-nama tersebut bukanlah sembarang nama. Mereka benar-benar mewakili 3 prasyarat tambahan yang Jokowi ajukan untuk menjadi pembantunya di Kabinet.

Namun apakah mereka bisa membantu Jokowi mengguncangkan dunia? 

Saya rasa tidak, karena yang dikatakan bung Karno adalah sepuluh pemuda. Sedangkan yang dipanggil belum sampai sepuluh orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun