Wajarlah bila tidak banyak orang yang mau terlihat membaca di berbagai kesempatan. Orang-orang yang menunggu bis di halte, orang-orang yang naik kendaraan umum seperti  kereta, bis, dan pesawat , atau mereka yang sedang antri di bank, jarang ditemui membaca dalam kesempatan-kesempatan itu.Â
Ada sih, namun jumlahnya sangat sedikit alias minoritas. Dan semua orang tahu menjadi kelompok minoritas itu tidak enak. Padahal para pembaca yang minoritas inilah yang justru berperan penting dalam mensosialisasikan kebiasaan membaca. Â
KeREADta menjawab keresahan mereka yang selalu dilabeli kutu buku ini dengan membuat flash mob membaca di transportasi publik. Ini merupakan tahun ketiga flash mob KeReADta diadakan. Â
Tahun pertama dan kedua, flash mob diadakan di dalam KRL commuter line Jakarta. Kali ini untuk pertama kalinya KeREADta diadakan di dalam MRT (Moda Raya Terpadu) dengan rute Stasiun Bundaran HI - Stasiun Lebak Bulus - Stasiun Bundaran HI.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu 8 September 2019 lalu bertepatan dengan Hari Aksara Internasional dan berhasil memberikan sensasi menjadi mayoritas bagi para kutu buku.
Saya yang juga terlibat sebagai relawan dalam acara tersebut merasakannya sendiri. Ternyata menyenangkan juga dilihat orang lain bukan dengan tatapan aneh atau juga dicuekin.Â
Relawan KeREADta yang menempati setiap gerbong  MRT justru menarik tatapan ingin tahu dan ingin mengenal buku yang sedang kami baca dan kampanye yang sedang kami usung.Â
Yang paling menggemaskan adalah tatapan dari anak-anak penumpang MRT, yang berbisik ke orang tuanya dan bertanya, "Kakak-kakak itu sedang apa?"
Dan kami pun akan mampir menjelaskan kepada mereka sambil menghadiahkan mereka buku anak-anak. Betapa semringah wajah mereka mendapat hadiah buku.