Mohon tunggu...
Estirahayu Setianingsih
Estirahayu Setianingsih Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Merantau di luar Indonesia sejak tahun 1995

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Don’t Let Me Forget about You

25 Oktober 2013   19:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:02 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PRAAANGG!!!!!!.... Aku hampir terloncat terkejut. Pikiranku langsung tertuju kepada istriku yang sedang menonton tv di ruang tamu. Akupun langsung berdiri meninggalkan pekerjaanku dan berlari menuju ke ruang tamu.

Kulihat pecahan kaca bertebaran di lantai dan pigura foto tergeletak di lantai sementara istriku berdiri di dekat pecahan kaca dengan sirat wajah yang kebingungan. “OMG!!!!” -jeritku dalam hati-, badanku mulai berasa lemas… Not again!! After all this time… she looks okay… she looks normal and happy.Kuberusaha menenangkan diriku, kucoba untuk mendekatinya… tapi langkahku terhenti ketika kulihat dia melangkah mundur dan wajahnya mulai berubah dari bingung menjadi takut.“Lyn…” –lirihku- “It’s me Andi.. your husband.. Ingat kan?”... ku ulurkan tanganku perlahan… “Lynette..” -panggilku lagi-…. Kulihat wajahnya mulai berubah… pandangannya menerawang hampa…. Perlahan kuhampiri dirinya, kugandeng lengannya… “Kita duduk dulu ya di sana..” -ucapku- sambil menunjuk kearah sofa didepan tv… Lyn berjalan perlahan mengikuti tarikan tanganku di lengannya…

Setelah aku yakin Lyn sudah terduduk aman dan nyaman… Aku bergegas membersihkan pecahan-pecahan kaca yang bertebaran di lantai… kubersihkan serpihan-serpihan kaca dari pigura foto yang tadinya tergeletak di lantai… foto kami berdua di tahun lalu.. di tepi pantai, dimana kita merayakan anniversary kita.. Lyn-ku yg memilih pantai itu, karena disitulah kami pertama kali bertemu dan berkenalan... wajahmu tampak ceria di foto itu... wajah ceria yg belakangan ini sangat kurindukan... wajah ceria yang setiap hari menemaniku sebelum aku berangkat kerja dan sepulangku kerja... yang menjadi penghiburku setiap hari... dan kini, penyakit jahanam itu merenggutmu perlahan-lahan dari kehidupanku.

Setelah kubersihkan pecahan-pecahan kaca dari lantai, kuhampiri Lyn yang masih terduduk di sofa, perlahan-lahan aku duduk bersimpuh dihadapannya. Kupandangi matanya yang masih tampak hampa menerawang... kemana cahaya matamu Lyn-ku, my sweet Lyn, mata yang selalu memandangku penuh kasih yangtidak pernah dapat ku utarakan dengan kata-kata... yang selalu memberikanku rasa aman dan damai. Kutahan keinginan diriku untuk tidak menyentuh pipinya.. Dengan sedikit ada rasa takut dalam diriku untuk tidak membuatnya terkejut... kucoba untuk menyentuh tangan Lyn-ku.. pandangannya tetap hampa menerawang ketika tanganku menyentuh tangannya... ada sedikit kelegaan di hatiku... Lyn-ku tidak merasa kaget dan takut akan sentuhanku dan histeris berteriak-teriak menanyakan siapakah diriku... Kurasakan tangan Lyn yang kering..... pasti kamu sekarang jarang memakai pelembab tangan -pikirku-...kuberanikan diri untuk memulai pembicaraan.. "Lyn... tangan kamu kering, aku pakaikan pelembab ya.." tanpa kulepaskan gengaman tangannya dengan sebelah tanganku, kuambil pelembab tangan dari laci yang terletak disebelah sofa.. dimana Lyn-ku selalu menyimpannya... Perlahan ku usapkan pelembab tangan ke kedua telapak tangannya... kutahan rasa inginku untuk menangis... "Jadi laki-laki tidak boleh menangis... harus kuat!!!!" itu ucapan ibuku yang selalu terngiang dan melekat di pikiranku..

Tiba-tiba kurasakan genggaman tangan Lyn mengerat... Kupandang Lyn... cahaya matanya kembali ada... tapi dengan kesedihan yang terpancar... Perlahan Lyn menyentuh pipiku... "Hey"... -lirihnya-... matanya tampak berkaca-kaca tapi dengan senyum terlihat di bibirnya... akupun ikut tersenyum... -she found her way back to me-.... "It happened again... Is it?"...-tanyanya-... "It is okay Lyn" -jawabku menghibur-... "No.. It is not okay" jawab Lyn sambil memelukku erat... kubalas pelukan eratnya... "It is okay Lyn" hiburku... Untuk meyakinkan Lyn... dan mungkin lebih untuk meyakinkan diriku sendiri... "No it is not... I love you... how can I forget about that..." -jawab Lyn lagi-... Kurasakan tubuh Lyn mulai gemetar... "Sudah malam... kita ke kamar saja ya? Kita istirahat..." bujukku.. Lyn mengangguk... dan membiarkanku memapah dirinya ke kamar...

Hari-hari dan bulan pun berlalu... kadangkala Lyn tampak normal.. and everything seems to be okay... tapi kadangkala Lyn kembali lupa siapa dirinya dan diriku... dan belakangan ini... keadaan Lyn semakin parah... Lyn lebih sering dan lama dalam ke"lupa"an-nya. Di malam hari Lyn sering menangis diam-diam dalam pelukanku... menyesalkan kenapa dia bisa melupakan semua yang ada... Dan aku hanya bisa menghibur dan memeluknya erat-erat... kuhayati dan kurasakan setiap detiknya selagi Lyn "ada" bersamaku... kucoba menghibur Lyn walaupun aku sendiri sangat takut bahwa suatu saat... aku akan kehilangan Lyn.... sesuatu yang tidak dapat dihindari walaupun diriku setiap hari berdoa dan berharap... Lyn-pun makin lama mulai tidak ingat bahasa Indonesia yang sebelumnya sangat fasih dikuasainya. Aku pun mulai meminta seorang perawat untuk menemani Lyn setiap saat aku terpaksa tidak bisa bersama Lyn-ku.. Dokter pun hanya dapat mencoba menghiburku... mengingatkan ku untuk bersiap-siap jika ketakutanku akhirnya menjadi kenyataan..

"Andi... wake up please" -Lyn mengusap-usap pipiku-... Akupun terbangun... Suasana pagi ini tampak cerah... Kulihat Lyn sudah tampak rapih dengan baju putih berenda.... baju kesayangannya... she looks so beautiful and peaceful... and perfect... akupun tersenyum... sambil Lyn mengecup bibirku... Lyn berkata... "Morning dear... Can we go to beach please... the day is so perfect for us to go to the beach..." -ajaknya- ... "Okay Lyn" jawabku tanpa berpikir dua kali... pekerjaan kantorku yang menumpuk bisa menunggu...

Ku gelarkan alas duduk di tepi pantai... tempat kesukaan Lyn... tempat dimana kami pertama kali bertemu... Wajah Lyn tampak ceria... bergegas Lyn duduk, Lyn selalu khawatir kalau angin pantai akan bertiup kencang dan membawa terbang alas duduk kami.... Akupun ikut bergegas duduk disebelah Lyn.... Lyn mulai merangkul lenganku.... Lyn menengadahkan wajahnya dan memejamkan matanya... menikmati hangatnya matahari dan hembusan angin dan suara ombak yang ada.... Perlahan Lyn merebahkan kepalanya di bahuku.... Kupejamkan mataku dan ikut menikmati keberadaan dan kebersamaanku dengan Lyn..... Today is so perfect.... I am going to enjoy this day....

"Andi.... can you buy me a glass of ice lemon tea?" -ucap Lyn- "Sure Lyn..." perlahan aku berdiri sambil menepiskan pasir yang menempel di celana pendekku... "Don't go anywhere... I will be back soon... okay!!!" -candaku-.... Kulihat Lyn tersenyum....

Dengan bergegas.... kubawa kedua gelas ice lemon tea ke tempat Lyn-ku menunggu.... Dari jauh.. perasaanku mulai tidak enak...Semakin ku mendekat ke arah Lyn... mulai muncul perasaan takutku... Akupun sampai... berdiri di samping Lyn yang sedang duduk.... Lyn tampak tidak bereaksi dengan kehadiranku.... Dengan perlahan... akupun berlutut dihadapan Lyn.... Matanya tampak menerawang hampa.... Tiba-tiba ada rasa panas di dadaku..... timbul rasa marahku.... "Why Lyn... Why now?... Why do you have to ruin this perfect day?"

Kucoba menahan rasa marahku... perlahan-lahan kugapai telapak tangan kanan Lyn.... Mungkin dinginnya gelas ice lemon tea ini akan menyadarkan Lyn-ku... -pikirku- dan mungkin Lyn akan kembali kepadaku... Tiba-tiba kusadari.... Ada segulung kertas di genggaman Lyn... Hati-hati kubuka genggaman tangannya dan kuambil gulungan kertas itu.... Kubuka gulungan kertas itu... Kulihat tulisan tanganmu di secarik kertas tersebut... Dan sebuah foto kami berdua.... Foto kami di tepi pantai ini... Tempat kami pertama kali bertemu...

Dengan rasa penasaran.... aku mulai membaca tulisan Lyn.... "I love you my dear, you are the best thing that happen to me... I thank you for everything you have done for me, you teach me how to love and to be love. I don't know what I will become if I don't have you beside me.. I don't want to forget about you... Please.. Don’t let me forget about you…."

Sesak nafasku membaca surat Lyn-ku.. Lyn never ask me for anything that I cannot give to her.. I always try my best to fulfill what she wants and needs... anything.. everything... Tanpa Lyn-ku harus mengucapkan dan memintanya. And now I feel so powerless... the only thing she asked that I never could make it happen....

Ku mencoba mengumpulkan kekuatan dalam diriku dan dengan suaraku yg serak.. ku coba berbisik ke telinga Lyn... Lyn-ku... -Don´t worry my sweet Lyn....my perfect Lyn..... I will remember everything for both of us-

-I am sorry Lyn...- batinku... Dan aku pun terduduk.. terdiam disampingLyn....... dan di luar kuasaku, kurasakan sebutir air hangat bergulir di pipiku…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun