Nduk..ibu mu ini bukanlah perempuan berpendidikan tinggi. Bukan perempuan terpelajar seperti kebanyakan ibu teman-temanmu. Ibumu hanya tau tentang pengabdian, tentang bagaimana menjalani kehidupan menurut jalan pikiran ibu.
Nduk..29 tahun menjalani hidup bersama ayahmu,membuat ibu banyak belajar. Bagaimana memahami, bagaimana menghormati, bagaimana menghargai pasangan kita. Kamu tahu nduk?kamu lihat?bapakmu tak pernah banyak bicara meski sesekali dia pun pernah berbicara panjang lebar. Sesekali dia bertingkah seperti anak kecil. Tapi nduk, disitu ibu belajar memahami bapakmu.
Mengerti alasan kenapa dia seperti itu. tak ada yang lebih memahami bapak selain ibu nduk. begitupun bapak, tidak ada yang lebih memahami ibu selain dirinya. Ibu berharap kamupun akan seperti itu. Memahami, menghargai dan menghormati suamimu.
Nduk..anakku. Ibu selalu bilang kepadamu dahulu. Dapatkan pasanganmu dengan cara yang benar. Jangan sekali - kali terfikir untuk mendapat pasangan dengan mengambilnya dari perempuan lain. Kau tahu nduk?bagaimana kamu mendapatkan pasanganmu, maka dengan cara itu pula kamu akan kehilangan dia. Dia yang berani bermain api denganmu, tak layak untuk kamu jadikan suami. Dan ibu berdoa, semoga kamu berhasil mendapatkan laki-laki dengan cara yang baik. Meskipun lelaki itu tidak sempurna, belajarlah agar dapat hidup baik bersamanya.
Nduk..sejatinya hidup itu sawang sinawang. setiap orang punya ujiannya masing - masing. Belum tentu mereka yang menangis itu sedang bersedih, atau mereka yang tertawa itu sedang gembira. Yang tau hanya mereka yang merasakan. Bisa jadi mereka tertawa dalam kesedihan, atau menangis dalam kegembiraan. Tahukah nduk?ngga perlu iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Bahagia ada di tanganmu nduk. Kamu yang memilih untuk bahagia ataupun tidak bahagia.
Nduk anakku tersayang,hiduplah dengan selalu nepangake awak. Posisikan dirimu terlebih dahulu sebelum kau melakukan sesuatu. Tempatkan dirimu sebagai "korban" yang terkena imbas jika kau meneruskan apa yang kau rencanakan. Dengan itu kau akan mengerti dan berhati - hati.
Anakku, jagalah lidahmu. Kau tahu sendiri, lidah itu tak punya tulang. Bahkan seringkali kata yang kau ucap baik, diterima dengan tidak seharusnya. Diamlah, tapi bersuaralah lantang untuk setiap kebenaran yang kau perjuangkan.
Nduk anakku sayang, jalani hidup dengan yakin dan ikhlas. Ikhlas atas segala yang terjadi pada dirimu. Yakinlah bahwa apa yang terjadi padamu adalah yang terbaik. Jangan pernah menyerah atas keadaan nduk..percaya pada janji Tuhan. Setiap kesabaran yang kamu miliki akan diganti dengan yang lebih baik. Entah di dunia, entah di akhirat
Â
*maturnuwun..untuk nasehat yang menguatkanku bu*Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H