Mohon tunggu...
Esty Fitriningsih
Esty Fitriningsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coffeelovers, chocoholic, ice cream addict *_*\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kini, Saya Tak Lagi Bertanya "Kenapa Saya?"

17 Agustus 2015   19:45 Diperbarui: 17 Agustus 2015   19:45 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dulu, ketika pertama kali ditimpa permasalahan hidup yang saya anggap sangat berat, saya selalu sibuk bertanya "why me?", kenapa harus saya yang mendapat ujian ini. Saking sibuknya memikirkan "why me" tersebut, saya sampai merasa depresi. Perasaan tak adil, perasaan tak terima, semua hampir membuat saya gila. Percayakah? Saya pernah pada titik terbawah, menganggap bunuh diri sebagai pilihan terbaik mengakhiri semua masalah yang saya hadapi. Tapi alhamdulillah, Allah Swt masih sayang sama saya, masih membiarkan otak waras saya bekerja.

Sekarang, meski belum mendapat jalan keluar, saya jauh lebih baik. Saya belajar banyak, mengkaji banyak, dan sekarang tak lagi bertanya "kenapa saya" tapi "apa yang sudah saya lakukan" sampai - sampai masalah dateng. Saya terus introspeksi, jangan-jangan saya juga bagian yang ikut andil memunculkan masalah yang saya hadapi.

Rasa iri?Pasti tetep ada..namanya juga manusia. Ngelihat orang lain terlihat begitu sempurna dengan hidupnya. Sedangkan saya masih harus mencari jalan keluar dari labirin masalah sekarang ini. Ibarat menyusun puzzle yang salah satu bagian intinya hilang.. Perlu usaha lebih buat mencari kepingan puzzle permasalahan yang hilang itu supaya kelihatan persis gambar masalahnya dan jalan keluar yang saya bisa ambil tidak terlalu merugikan satu sama lain.

im okay..yes, im ok.. Pelan-pelan saya sudah mulai bisa berdamai sama kenyataan. Tinggal penyempurnaan buat mencapai titik bernama ikhlas. Saya pun terus belajar.. Manusia hidup dengan ujiannya masing-masing. Sawang sinawang, yang terlihat belum tentu sama. Belum tentu mereka bisa menghadapi ketika mereka ada di posisi saya, begitu juga saya. Belum tentu bisa menghadapi ketika ada di posisi mereka. Jadi, don't judge.. Ga perlu merasa paling menderita.

Saya teringat quote lama : ketika hidup memberi satu alasan untuk bersedih, saya punya seribu alasan untuk bahagia. Dan tak perlu memaksakan berdua jika sendiri jauh lebih bahagia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun