Mohon tunggu...
Esty Fitriningsih
Esty Fitriningsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coffeelovers, chocoholic, ice cream addict *_*\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta itu Milik Bu Sariyem (Cerita Seorang Sales Eps.1)

30 Juli 2015   23:15 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:05 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari ini saya melakukan MU di lokasi usaha salah satu nasabah sentra pertama saya.

Namanya Bu Sariyem, perempuan paruh baya yang sehari-hari berjualan tempe kedelai, benguk dan ketepo (saya ngga tau kalau di lain tempat namanya apa). Beliau janda, tinggal di rumah sederhana berlantai tanah di Dusun Silongok.

Waktu menunjukkan pukul 2 lewat 10 ketika saya sampai di rumahnya. Setelah minta nota penggunaan uang pinjaman, dan mengisi form PPI (hmm..saya menyebutnya indeks kemiskinan), ngobrol santailah saya dengan beliau. Ngalor ngidul ngetan ngulon..sampai akhirnya saya tiba pada satu pertanyaan, kenapa beliau sendirian tinggal di rumah tersebut. Dengan sedikit berkaca-kaca beliau bercerita:

 "riyin kulo mboten teng mriki mba. Teng umah ngandap. Sapet bapake lare mboten wonten, kulo piyambakan. Tanggane sami tebih. Dados kulo pindah mriki mawon. Senajan gubuk, tapi rame. Ngajeng anake kulo, sebelahe adine. Nek ndalu kulo kantun teng nggone adine nopo anake nek teng umah kulo ngrasa sepi." (Dulu saya ngga tinggal disini mba, tapi dibawah. Tapi sejak bapaknya anak-anak ngga ada, saya kesepian. Tetangga jauh. Makanya saya pindah kesini. Meskipun gubuk, tapi disini ramai. Depan anak saya, sebelah adik saya. malam saya tinggal ke rumah adik saya atau anak saya kalau saya kesepian).

Beliau terdiam sejenak, lantas melanjutkan.

"Ngantos seniki kulo mboten nate ngopi. Mboten nate masak sing santenan. Niku kelangenane bojone kulo. Mpun nate masak kecambah campur tahu dioseng, tak tangisi teng ngarep pawon. Kulo kapok mba, jangane niku kelangenane bojone kulo." (Sampai sekarang saya ngga pernah ngopi mba, ngga pernah masak sayur bersantan. Itu kesukaannya bapak. Pernah sekali saya masak sayur kecambah dan tahu dioseng, saya tangisi di depan tungku. Itu salah satu kesukaannya bapak).

Mendengar itu saya speechless. Beliau bercerita masih belum bisa melupakan kematian suaminya yang mendadak. Suami beliau meninggal saat menderes kelapa. Bukan jatuh, tapi meninggal dalam posisi memeluk pohon kelapa yang sedang diambil niranya. perlu perjuangan untuk menurunkan jenazah suaminya yang menurut cerita tetangga proses penurunan menggunakan alat tradisional, kain sarung dan tambang alakadarnya. Saya ngga bisa berkata banyak. Cuma bisa memeluknya. Cinta sejati..mungkin ini salah satu bentuknya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun