Mohon tunggu...
Esty Fitriningsih
Esty Fitriningsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coffeelovers, chocoholic, ice cream addict *_*\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Laki-laki Tua Itu..Ayahku (Story of My Heros part 1)

20 Juli 2015   21:11 Diperbarui: 20 Juli 2015   21:23 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Helm tuh jangan ditaruh di spion, bikin spionnya cepet rusak."
"Airnya udah mendidih, keburu dingin kalau ga mandi-mandi"
"dipakai terus, nanti ya cepet habis"
Atau..
"Bu..kopi. Bu, mandi. Bu, dinginin nasi."
"Pulang terus, mendingan belajar sana di kosn. Kalau ga penting ga usah pulang."

Dan sederet "kecerewetan" lain di dalam rumah. Lelaki paruh baya yang setiap hari pasti nyuruh ini itu. Lelaki yang kecerewetannya terkadang membuat kami, makhluk paling cantik di rumah ini ikut emosi. Antara bicara dan marah-marah tak ada bedanya. Apalagi akhir-akhir ini, lelaki itu semakin bertambah cerewet. 
Lelaki tua itu ayahku..iya..dia ayahku. 
Meski terkadang cerewetnya dia membuat kami menjadi ikut marah, tapi kami sungguh mencintainya. 
Bagi yang tak memahaminya, pasti akan menganggap ayahku sebagai ayah yang ga peduli. Ayahku, apa yang dia lakukan sebenarnya berbanding terbalik dengan apa yang ia rasakan. Saat dia marah, sebenarnya ittu ungkapan sayangnya terhadap kami. Saat ia diam dan seolah tak peduli dengan masalah yang kuhadapi, justru itu karena hatinya begitu terluka melihatku bersedih. Ayahku..meski dia sering marah, dia tak pernah menolak apapun yang kuminta. Dia memberiku yang terbaik, berharap aku tumbuh layaknya anak lain. ayahku yang terbaik..yang menjadi salah satu penguat kakiku menghadapi dunia. 
Ayahku, lelaki yang selalu berkostum kaos oblong dan celana yang bolongnya dimana-mana, mengajari kami banyak hal. 
Dan setiap kali aku merasa marah ketika ayah mulai cerewet, saat itu aku berpikir..
*tuhan..terima kasih atas segala kecerewetan ayah, karena itu artinya dia sehat. Terima kasih untuk semua marah-marahnya, karena itu berarti dia masih ada bersama kami. Terima kasih untuk perintah-perintahnya, karena berarti dia baik-baik saja."

He is my lovely dad, my superman, the apple of my eyes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun