Mohon tunggu...
Esty Fitriningsih
Esty Fitriningsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coffeelovers, chocoholic, ice cream addict *_*\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dia.. yang Ada di Antara Ada dan Tiada

12 Mei 2014   19:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Happy monday..^Ketakutan itu tidak nyata_afterearth^

Di tengah kebingungan karena jam segini kerjaan udah pada selesai, saya membiasakan diri dengan menulis. Sementara masih nulis ala kadarnya. Ya, berbekal kata salah seorang penulis (namanya saya lupa), katanya buat melatih kemampuan menulis, salah satunya dengan membiasakan diri menulis apapun yang  ada di kepala. Dan saya memillih untuk mempercayainya :-)

Saya ngga tahu, jenis tulisan saya kali ini masuk kategori apa. Jadi kalau misalnya salah tempat, mohon dimaklumi. Kalau bisa si dikasih tau yang benar. Hehehe..

Kali ini saya pengen cerita tentang “dia”. Ketika saya menyebut dia dalam tanda petik, kira – kira sosok siapa yang kalian bayangkan?pacar?soulmate?? kalu mikirnya salah satu dari itu, berarti salah.. “dia” yang saya maksud itu sesosok  (atau sebentuk?) makhluk yang katanya hidup berdampingan sama kita. Dunia yang katanya bersebelahan sama kita tapi penduduknya ga pernah kita lihat. Tepatnya hanya beberapa yang punya kelebihan buat bisa ngelihat mereka.

Oke…balik dulu ke alasan kenapa tiba – tiba saya bercerita tentang ini. Ga lain ga bukan karena pengalaman semalem. Jujur, kalau untuk urusan beginian saya berada diantara percaya dan tidak percaya. Sejak bekerja disini, beberapa kali  memang ada kejadian yang bikin merinding.  Perlu diketahui, saat ini saya kerja di perusahaan Wiranto Group. Tepatnya di salah satu anak perusahaannya yang namanya mirip dengan judul lagu dangdut popular (bang..nampaknya dari pacar abang, kurang lebih sepenggal liriknya kaya gitu. Udah bisa ditebak donk..). perusahaan ini bergerak di industry bata ringan dan tiang pancang. Saya kebagian di bagian admin keuangan. Hmm, saya bukan mau bercerita tentang tempat saya kerja tapi tentang kawan – kawan di mess saya.

Salah satu fasilitas yang saya dapatkan selama kerja disini selain kesehatan dan jaminan kesehatan adalah tempat tinggal dan makan.  Mess yang saya tinggali adalah mess khusus untuk staff yang berasal dari luar kota. Mess dibangun satu kompleks dengan 6 perusahaan dari Wiranto Group. Sebulan pertama, ngga ada yang janggal dengan mess saya (kebetulan saya dapet kamar di pojok depan bekas gudang yang dibersihkan). Mau jam berapapun juga saya masih berani buat ke kamar mandi (letak kamar mandi ada di pojok belakang, lumayan jauh dari kamar saya). Sampai akhirnya, suatu malam ada kejadian yang cukup bikin saya mikir dan merinding. Waktu itu saya tidur lebih cepat dari biasanya. Saya cukup sering begadang buat ngobrol sama temen- temen mess.

Sekitar jam 12 lewat, tiba-tiba saya terbangun (nglilir, dalam bahasa jawa) dan mendapati pintu kamar saya terbuka. Padahal saya yakin saya sudah mengunci pintu. Takutnya hanya mimpi, saya berniat beranjak buat memperjelas, dan taukah kawan?saat saya hendak bangun untuk menutup pintu, saya mendapati sesosok tubuh hitam berdiri di pojok kamar saya. Dari yang saya lihat sepertinya sosok itu berjenis laki-laki dengan badan hitam dengan muka yang tidak bisa saya lihat. Takut?jujur iya..karena setelah melihatnya badan saya tak bisa digerakkan selama beberapa menit (perkiraan saya waktu itu). Sekuat tenaga saya berusaha membaca ayat kursi, tapi ngga ada sepatahpun kalimat yang bisa keluar.

Selang beberapa saat, sosok itu menghilang sendiri.  Saya memutuskan untuk tetap di kamar, berusaha tidur kembali.  Dan akhirnya pagi yang saya nantikan pun tiba. Saya tidak menceritakan apa yang saya alami karena takut membuat kawan saya merasa takut. Saya memilih menceritakan kepada kawan saya yang punya keahlian special di rumah tentang ini.  Dia berkata akan berusaha flashback dengan kejadian yang saya alami. Tak lama, dia berkata bahwa di sekitar mess saya, dulunya terjadi kasus main hakim dengan tuduhan serupa kolor ijo. Dia pun bercerita, yang jadi korban dulunya bukan orang biasa. Dia menyarankan saya untuk tetap waspada, dan saya harus lebih siaga jika kawan saya yang mendiami kamar pojok belakang mulai tak berani tidur di kamarnya.

Kalian bertanya apa hubungannya antara nambahin kewaspadaan dengan orang yang menempati kamar belakang?tadinya saya pun begitu. Setelah ngobrol, ternyata penghuni kamar pojok belakang adalah salah satu orang dengan kemampuan six sense (sebut saja Waljinah namanya). Gadis asal blitar ini bercerita tentang kemampuannya, dan dia pun membenarkan mengenai makhluk hitam tersebut.  Terkadang makhluk ini memang suka jalan – jalan tapi itu tidak perlu dikhawatirkan.

Yang perlu dikhawatirkan adalah jika aura saya ternyata cocok dengan si “dia”. Bisa – bisa dia mengikuti saya (saya mendengar mengenai kecocokan aura ini dari temen saya yang lain. Dia pun mengatakan hal serupa).  Saya pun menanyakan, kenapa jadi saya yang diliatin? Teman saya (sebut saja tari) mengatakan mungkin hanya sekedar lewat saja atau mungkin bisa jadi dia merasa terganggu dengan kebiasaan mengaji saya tiap malam dengan suara keras. Untuk penjagaan, Tari berkata perbanyak dzikir, shalat dan mengaji. Biar kamar saya hangat (saya baru ingat, salah seorang anak mess berkata dia menyukai kebisaan mengaji saya yang keras. Karena bisa terdengar sampe kamar belakang).

Rasa penasaran saya tak berhenti, saya pun bertanya kepada teman saya yang asli sini mengenai kondisi tanah tempat mess dibangun. Yang dia ceritakan cukup menjawab kepenasaranan saya. Dia bercerita, dulunya sebelum mess dibangun , di tanah itu terjadi peristiwa pembakaran oleh warga terhadap seorang laki – laki yang diduga melakukan perbuatan seperti kolor ijo. Anehnya, si lelaki tersebut seperti kebal terhadap pukulan maupun senjata.Karena amarah warga sudah tak terbendung, si lelaki dibakar. Tempat lelaki itu dibakar tepat di kamar pojok belakang.

Jadi wajar jika sampai sekarang jin nya masih bergentayangan. Lalu, saya pun menanyakan tentang perempuan di depan kamar mandi yang dilihat oleh salah seorang anak mess juga. Teman saya bercerita, dari dulu memang ada penunggu perempuan di  tempat yang sekarang jadi tempat sampah mess. Konon, dulu ada pohon yang berdiri disitu. Tapi ditebang dan sekarang lahannya menjadi tempat sampah. Sejak itu si perempuan ini terkadang terlihat di mess (mungkin terganggu karena rumahnya jadi tempat sampah).

Kejadian terbaru sewaktu pulang futsal di lapangan futsal yang baru dibangun dekat mess. Awal dating Waljinah masih segar bugar, pulang  muntah – muntah dan pusing. Kami pun menanyakan, ada apa dengan dia. Filing si udah jelek, udah kepikiran jangan – jangan ada yang “ikut” pulang bareng kami.  Dan memang benar, ada penumpang tambahan bersama kami. Perempuan katanya..saking seringnya Waljinah diikutin kaya gini, kami hanya bergurau saja dengan bilang “tante boleh ikut, yang penting jangan usil ya?”. Emang si, sejak di lapangan salah satu anak kecil yang ikut bilang “tante, main yuk sama kelinci disana (sambil nunjuk pojok lapangan futsal)”. Saya jawab “kelincinya kan malem2 bubu sayang”. Eh, dia jawab “ngga kok tante, itu dia disana. Warnanya putih , lagi loncat-loncat.” Nah loh…di pojokan ga ada apa-apa. Cuma bisa merinding disko aja nih..

Terlepas dari apapun, ga bisa diipungkiri memang ada kehidupan lain disisi kehidupan manusia. Yah, selama tidak mengganggu dan tidak muncul tiba- tiba di hadapan saya, saya si tidak terlalu memikirkan. Waljinah dan tari mengatakan hal yang sama kepada saya. Jangan pernah merasa takut dengan “dia”. Ketika kita takut, itu akan membuat dia senang dan memudahkan dia memasuki tubuh kita.

Sekian cerita saya kali ini.. heppy mande

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun