Mohon tunggu...
Estiee Syftrii
Estiee Syftrii Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Lingkungan dan Budaya dalam perkembangan sosial-emosional

18 Januari 2025   09:30 Diperbarui: 18 Januari 2025   09:30 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

10. Peran Lingkungan dan Budaya dalam Perkembangan Sosial-Emosional

Lingkungan dan budaya memegang peranan penting dalam membentuk perkembangan sosial-emosional individu. Perkembangan ini dipengaruhi oleh bagaimana seseorang tumbuh, berinteraksi, dan menghadapi norma yang berlaku dalam lingkungan dan budayanya.

Peran Lingkungan

1. Lingkungan Keluarga:
Keluarga adalah lingkungan pertama yang membentuk kemampuan sosial-emosional anak. Pola asuh yang suportif dan penuh kasih sayang mendorong anak untuk belajar mengenali dan mengelola emosinya. Sebaliknya, pola asuh yang kasar atau tidak responsif dapat menghambat perkembangan ini.

2. Lingkungan Sekolah:
Sekolah menjadi tempat anak belajar berinteraksi dengan teman sebaya dan orang dewasa di luar keluarga. Sekolah yang menciptakan lingkungan aman, inklusif, dan mendukung memungkinkan anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional.

3. Lingkungan Masyarakat:
Nilai-nilai sosial yang diajarkan dalam masyarakat, seperti kerja sama, rasa hormat, dan tanggung jawab, sangat memengaruhi perkembangan sosial-emosional.

Peran Budaya

Budaya menentukan bagaimana seseorang memahami dan mengekspresikan emosi serta bagaimana mereka berperilaku dalam situasi sosial.

1. Norma Budaya:
Setiap budaya memiliki norma yang berbeda mengenai cara mengelola emosi. Misalnya, budaya kolektivis seperti di Indonesia cenderung menekankan pentingnya harmoni sosial dan pengendalian emosi negatif.

2. Nilai Budaya:
Nilai-nilai seperti gotong royong, empati, dan rasa hormat terhadap orang tua sering diajarkan sejak dini melalui cerita rakyat, upacara adat, atau tradisi lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun