Mohon tunggu...
Esti Estiarati
Esti Estiarati Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis untuk Menikmati Hidup

Hai, menurut saya kehidupan kita di dunia ini ibarat sebuah roda yang sedang berputar. Saat berada di atas ,atau di bawah, gembira atau sedih, sehat atau sakit, semua itu adalah bagian yang akan kita hadapi, tak peduli siapa dia. Tetaplah tenang, dan jangan berlebihan. Mari kita berbagi lewat tulisan.. karena saya seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kota Depok, senang membaca dan menyanyi buat suami dan anak, dan sangat membutuhkan ilmu dan wawasan yang bermanfaat. Semoga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aku dan PKK

21 November 2014   19:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Aku dan PKK

Aku dan PKK? Belum ada apa-apanya kok. Jujur saja, aku merasa belum begitu banyak berkiprah di lembaga pemberdayaan masyarakat ini. Aku ingat tiga tahun yang lalu, sekembalinya kami dari menunaikan tugas di luar negeri, ada keinginan untuk berbagi, atau bahasa kerennya mengabdi pada bangsa, ingin Indonesia bisa maju seperti Negara yang pernah kami tinggali itu. Tetapi bagaimana caranya? Adalah seorang teman mengajakku untuk menjadi anggota Tim Penggerak PKK di sebuah daerah di kota Depok. Awalnya aku cukup gerogi, karena ternyata gerakan PKK ini tidak main-main. Kami merasa seperti sedang mengurusi sebuah Negara! Padahal siapalah kami ini, kebanyakan kami hanya seorang ibu rumah tangga. Ya, kami orang biasa-biasa saja. Tetapi luar biasa, setelah diamati, teman-teman PKK kami sangat cakap dan punya wawasan kepedulian yang luas. Ternyata dengan menjadi anggota TP PKK,  ilmu dan wawasan kami semakin bertambah, kemudian adalah tantangan kami  bagaimana menyampaikannya kepada masyarakat, khususnya keluarga.  Benar,  seperti sedang mengurusi Negara saja!

Apa itu Gerakan PKK? PKK atau Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Sebenarnya penjelasan mengenai kegiatan PKK  tidak cukup untuk bisa dituangkan disini. Namun untuk lebih ringkasnya, ada banyak kegiatan yang merupakan program tetap kami, diantaranya adalah dengan melakukan pembinaan, penyuluhan dan penyelenggaraan Posyandu, Penyuluhan KB, Posbindu, bidang Pendidikan dan Keterampilan dengan membentuk kelompok UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) dengan sasaran masyarakat berpenghasilan rendah, Program tata laksana rumah tangga dengan melakukan sosialisasi dan pembinaan rumah sehat, ketahanan pangan dengan membentuk KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) serta pemanfaatan TOGA (Tanaman Obat) dan lain-lain hingga pembentukan Bank Sampah.

Tugas kami adalah mencatat dan melaporkannya kepada jenjang diatas kami, sebagai bahan evaluasi dan penentu kebijakan daerah. Ini salah satu contoh saja. Setiap tahun, kamipun harus membuat laporan tahunan hasil kegiatan-kegiatan, yang dituangkan dalam bentuk data-data yang rupanya sangat diperlukan oleh Pemerintah. Wah, kami seperti petugas sensus saja,

Melalui keikutsertaanku di gerakan PKK ini, aku bisa lebih dekat dengan masyarakat kita yang majemuk. Aku menganggap PKK adalah sarana kami untuk berbagi kebaikan, karena apa yang kuinginkan, untuk bisa berbagi, sedikit demi sedikit dapat terlaksana. Yang terpenting usaha kita itu. Sementara masalah hasil relative saja.  Dahulu aku mengira dapat melakukan harapan ini seorang diri saja. Mungkin bisa saja. Namun sekarang aku bertambah yakin, bahwa tujuan ini, apatah lagi ketika ingin memajukan Indonesia, dengan sasaran-sasaran besar ini,  tentu akan lebih mudah dicapai jika dilakukan secara bersama-sama. Inilah yang membuat kami berusaha bertahan, sebab bukan tiada mungkin niat ini pudar seiring dengan banyaknya program yang tetap harus berjalan, sementara di satu sisi jumlah kader yang bisa terlibat serius tidaklah banyak. Terus terang, kami mengalami kesulitan mencari anggota. Tidak banyak orang yang mau bekerja tanpa dibayar seperti anggota PKK. Belum lagi masih saja ada pihak-pihak yang meremehkan kegiatan ini.  Ada sentilan miring yang mengatakan bahwa PKK adalah untuk Perempuan-perempuan Kurang Kerjaan. Ah, ada-ada saja. Padahal masyarakat telah mengetahui bahwa status kami bukan seorang pegawai pemerintah.yang rutin mendapatkan gaji bulanan. Ya betul karena ini sukarela. Gerakan PKK memang sukarela sehingga anggotanya membutuhkan kekuatan lahir maupun batin juga support dari keluarga dan masyarakatnya sendiri. Satu saja harapan kami, bagaimana menjadikan kegiatan kami ini menjadi sesuatu yang berguna, bagi bangsa dan Negara serta tetap berharap mendapatkan Ridha dariNya. Semoga akan selalu ada orang-orang yang mau melanjutkan program PKK ini. Prinsip kami, sebaik-baik  manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Hebatnya, gerakan PKK ini telah diundangkan sehingga menjamin keberlangsungan program-programnya. Ya, kita adalah mitra pemerintah, senantiasa bekerjasama untuk hal-hal yang tidak bisa dilakukan sepenuhnya oleh pemerintah. Misalnya, ada berapa jumlah bayi yang meninggal dunia bulan ini? Jumlah Rumah Tidak Layak Huni?  Berapa jumlah Taman Bacaan Masyarakat yang harus disediakan? Dan seterusnya.

Tugas kami selanjutnya adalah mencatat dan melaporkannya kepada jenjang diatas kami, sebagai bahan evaluasi dan penentu kebijakan daerah. Ini salah satu contoh saja. Setiap tahun, kamipun harus membuat laporan tahunan hasil kegiatan-kegiatan, yang dituangkan dalam bentuk data-data yang rupanya sangat diperlukan oleh Pemerintah.

Melalui keikutsertaanku di gerakan PKK ini, aku bisa lebih dekat dengan masyarakat kita yang majemuk. Aku menganggap PKK adalah sarana  untuk berbagi kebaikan, karena apa yang kuinginkan, untuk bisa berbagi, sedikit demi sedikit dapat terlaksana. Yang terpenting usaha kita itu. Sementara masalah hasil relative saja. Toh, Tuhan nanti tidak akan bertanya mengapa kita tidak sukses, mengapa kita gagal? Tetapi Dia akan bertanya kepada kita, mengapa kita tidak berusaha?Begitulah,  dahulu aku mengira dapat melakukan harapan ini seorang diri saja. Mungkin bisa saja. Namun sekarang aku bertambah yakin, bahwa tujuan ini, apatah lagi ketika ingin memajukan Indonesia, dengan sasaran-sasaran besar ini,  tentu akan lebih mudah dicapai jika dilakukan secara bersama-sama. Inilah yang membuat kami berusaha bertahan, sebab bukan tiada mungkin niat ini pudar seiring dengan banyaknya program yang tetap harus berjalan, sementara di satu sisi jumlah kader yang bisa terlibat serius tidaklah banyak. Terus terang, kami mengalami kesulitan mencari anggota yang memiliki waktu dan kepedulian yang cukup untuk mengikuti kegiatan PKK. Kami berusaha maklum saja, karena tidak banyak orang yang mau bekerja tanpa dibayar seperti anggota PKK. Belum lagi masih saja ada pihak-pihak yang meremehkannya.  Ada sentilan miring yang mengatakan bahwa PKK adalah untuk Perempuan-perempuan Kurang Kerjaan. Ah, ada-ada saja. Padahal kalau mau, bisa saja kami bersikap masa bodoh. Siapa sih yang mau mengurusi orang lain? Perlahan namun pasti, keyakinan ini harus dikuatkan. Ya betul karena ini sukarela. Gerakan PKK memang sukarela sehingga anggotanya membutuhkan kekuatan lahir maupun batin juga support dari keluarga dan masyarakatnya sendiri. Satu saja harapan kami, bagaimana menjadikan kegiatan kami ini menjadi sesuatu yang berguna, bagi bangsa dan Negara serta tetap berharap mendapatkan Ridha dariNya. Semoga akan selalu ada orang-orang yang mau melanjutkan program PKK ini. Prinsip kami, sebaik-baik  manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun