Mohon tunggu...
Esti Aristiana Sukmawati
Esti Aristiana Sukmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Pegawai biasa yang hobi travelling, trekking, nyobain kuliner lokal, dan belajar sejarah

Outdoors mania, Nature enthusiast, Hobi jalan-jalan mengamati people, places and dishes. Kadang nulis-nulis juga kalau sempat, di blog-ku https://estidamardjati.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Uniknya Busana Pengantin Kudusan Tata Kaji

29 Maret 2023   09:57 Diperbarui: 29 Maret 2023   14:01 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kabupaten Kudus sebagai salah satu daerah di Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah, dalam kebiasaan sehari-harinya banyak mendapat pengaruh dari berbagai etnis dan bangsa. Pada  masa sebelum kemerdekaan, di Kabupaten Kudus selain terdapat orang dari etnis Jawa, juga terdapat orang Arab, China, dan Eropa. Hal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi antara beberapa budaya yang berbeda.

Dalam hal pakaian, adanya pengaruh berbagai etnis tersebut, membuat Kudus memiliki kekhasan tersendiri pada baju pengantin yang dikenakan ketika resepsi. Bukan mengenakan kebaya, beskap, maupun kain seperti layaknya pengantin di Jawa, tetapi lebih kental pengaruh Arab dan Eropa. Model baju pengantin ini dikenal sebagai Pengantin Tata Kaji. Konon, model baju pengantin yang kental nuansa Arab dan Eropa ini diciptakan sekitar tahun 1926 oleh Ibu Antiyah, salah satu juru rias pengantin di Kudus.

Busana pengantin tata kaji ini cukup unik. Pengantin laki-laki mengenakan gamis dan celana panjang kemudian dilapisi dengan jubah panjang. Penutup kepala menggunakan peci, kemudian dilengkapi dengan kain penutup kepala seperti keffiyeh atau surban ala-ala pangeran Arab.  Seluruh pakaian itu berwarna putih. Sebagai hiasan kepala, surban itu diikat dengan semacam ring yang disebut igel, dengan hiasan batu permata. Sebagai pelengkap pakaian, pengantin laki-laki mengenakan jam rantai,  alas kaki kasut yang (lagi-lagi) berwarna putih, dan  kaos tangan putih. Yang unik, pengantin laki-laki mengenakan kacamata berwarna gelap selama pelaksanaan resepsi.

Sedangkan pengantin wanita, busananya lebih kental aroma eropa, karena mengenakan gaun panjang yang dalam bahasa Kudus disebut "sayak", berwarna putih. Alas kaki yang dikenakan berupa kasut berwarna putih juga. Rambut pengantin putri disanggul sederhana, lalu dihiasi dengan bunga mawar merah sejumlah lima buah sebagai lambang Rukun Islam. Sanggul itu kemudian ditutup kain tipis yang disebut waring. Berbagai jenis perhiasan yang dikenakan pengantin wanita yaitu mahkota dengan model hiasan semacam kerai menjuntai ke bawah. Giwang dan cincin yang dikenakan model babon angkrem, model klasik berupa sebuah berlian berukuran agak besar, dikelilingi dengan batu-batu berlian lain yang ukurannya lebih kecil. Kalung dan gelang yang dikenakan pada kedua lengan bermodel tretes. Riasannya pulasan eyeshadow bernuansa natural, namun pewarna bibirnya merah terang, mengandung makna bahwa dalam mengarungi kehidupan rumah tangga tidak hanya menghadapi hal-hal yang menyenangkan, tetapi juga harus bersiap menemui problematika yang harus dihadapi bersama.

Sayangnya, baju pengantin khas kudusan ini mulai ditinggalkan, tergantikan dengan trend busana pengantin yang sedang berkembang. Untuk melestarikannya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus sempat memperkenalkan kembali model baju pengantin kudusan tata kaji ini dengan penggelar peragaan aneka busana kudusan di pendopo Kabupaten Kudus. Dan yang menggembirakan,  baru-baru ini ada sepasang pengantin di Kudus yang kembali mengenakan busana pengantin tata kaji ini pada saat pelaksanaan resepsi. Semoga ini menjadi awal yang bagus untuk pelestarian busana pengantin kudusan yang unik ini...

https://youtube.com/shorts/YDz0Iw8ETTU?feature=share

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun