Mohon tunggu...
Estia Ningsih
Estia Ningsih Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kejarlah ilmu setinggi dan seluas-luasnya! Namun siapapun dirimu menjadi, tetaplah rendah hati! :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Evaluasi Program Kesehatan di Desa Sukanegeri

9 Oktober 2022   00:09 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:42 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari banyaknya model evaluasi program, yaitu: model CIPP, Kirkpatrick, Discrepancy, Responsive, Logik, Bebas Tujuan, Kubus Tiga Dimensi, dan masih banyak lagi, salah satu model yang akan penulis gunakan kali ini ialah Model Evaluasi Discrepancy, yaitu evaluasi untuk mengetahui tingkat kesesuaian atau justru kesenjangan antara program yang dilakukan dengan kebutuhan/kenyataan yang terjadi di lapangan. Program posyandu yang meliputi berbagai rentang usia ini sudah bagus, sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Mengapa demikian? Karena kebutuhan yang terlihat di lapangan tidak lepas dari keluhan penyakit yang menyerang masyarakat. Di saat sakit, utamanya penyakit yang cukup berat, masyarakat akan kebingungan akan melakukan tindakan apa. Nah disinilah suatu solusi dibutuhkan. Dengan adanya program posyandu multi usia, tenaga kesehatan melalui bidan desa tentunya akan mengetahui keluhan atau hal ganjal apa yang tengah dirasakan masyarakat, dengan begitu penyakit-penyakit bisa terdeteksi dengan lebih cepat, sehingga tim kesehatan lebih siaga dan bergerak cepat ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada warga setempat. 

Selain pelaksanaan posyandu, kegiatan sosialiasi/penyuluhan tentunya perlu digiatkan lagi oleh para tim kesehatan setempat. Topik penyuluhan yang mungkin diadakan jika melihat dari kebutuhan di Desa Sukanegeri yakni penyuluhan terkait pola makan, olahraga, sanitasi, pengelolaan sampah dan lingkungan, pencegahan dan mengatasi stunting (gizi buruk), ataupun ilmu mengenai pencegahan terjangkitnya penyakit gula darah dan asam urat. Tujuannya adalah agar pemahaman terkait pentingnya pola hidup sehat bisa lebih merata, tidak hanya dipahami oleh kaum wanita yang sering posyandu saja, tetapi kaum laki-laki juga, apalagi seorang ayah. Sosok ayah juga perlu memahami pola hidup sehat untuk dirinya, anaknya, dan keluarganya, agar terciptanya suatu keseimbangan gender dalam menunjang kesehatan dan kesejahteraan nasional. 

Selain dari itu, tiap-tiap warga masyarakat tentunya perlu sadar untuk meningkatkan partisipasinya dalam berbagai program kesehatan yang diadakan tim kesehatan atau pemerintah. Jangan hanya acuh tak acuh bahkan enggan turut serta hanya karena alasan kesibukan. Peranan kesehatan itu dimulai dari diri pribadi dulu baru dari orang lain. Kalau bukan kita yang peduli terhadap tubuh kita, siapa lagi? Kalau bukan sejak dini? Mau kapan lagi? Pencegahan juga lebih baik daripada pengobatan. Ayoo ikuti berbagai program kesehatan yang digalakkan. Jadilah warga negara yang patuh, mulai dari pemenuhan rasa tanggungjawab terhadap diri sendiri.

Nah teman-teman, itulah tadi sekelumit pembahasan yang dapat saya sampaikan. Jangan lupa untuk menyempatkan mengamati program kesehatan di sekitar tempat kita tinggal, apakah sudah baik atau belum, apakah kita sudah turut berpartisipasi atau belum sama sekali. Sekian dari penulis, mohon maaf atas segala kekurangan. Sampai jumpa kembali... Terima kasih.

Wassalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun