Mohon tunggu...
Esti....
Esti.... Mohon Tunggu... Akuntan - Sedang Berbenah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yuk Melangkah

Selanjutnya

Tutup

Money

Menyoal Kebijakan Impor Cabai

6 September 2021   09:55 Diperbarui: 6 September 2021   10:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Viral di media masa video petani cabai yang merusak lahannya. Disinyalir hal tersebut lantaran harga cabai yang merosot dipasaran. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani tidak seimbang dengan harga jual yang berlaku saat ini. Dilansir dari rctiplus.com (29/08/2021),Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet menyampaikan bahwa anjloknya harga cabai dipasaran menandakan adanya permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Slamet juga menyampaikan bahwa impor Cabai semester I tahun 2021 sebesar 27.851 ton, naik 54% dibanding tahun 2020 sebesar 18.075 ton. Ini menunjukan betapa pemerintah tidak berpihak kepada petani,imbuhnya.


Permasalahan impor menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.Karena kebijakan ini berkaitan dengan upaya pemerintah untuk memproteksi harga hasil tani dalam negeri.Petani hanya bisa gigit jari jika impor terus membanjiri pasar.


Diperlukan adanya evaluasi kebijakan pangan terkhusus komoditas cabai. Perlu ada kebijakan politik pertanian yang akan mengatur mekanisme pasar sehingga petani dan konsumen akan mendapatkan perlindungan harga. 

Upaya untuk melepaskan komoditas pangan ke pasar bebas harus dijauhi.Jangan sampai liberalisasi pasar menjadikan adanya banyak pemain dalam pasar cabai dan negara tidak memiliki kendali atasnya. Liberalisasi hanya akan menghasilkan penguasaan pasar oleh segelintir pemilik modal yang tentu tidak akan berpihak pada masyarakat karena orientasi mereka adalah keuntungan semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun