Mohon tunggu...
Retno Esthi Utami
Retno Esthi Utami Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati masyarakat

Masih belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kashmir Harus Merdeka dari Kebengisan Rezim India

21 November 2016   10:49 Diperbarui: 21 November 2016   11:34 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kashmiri Muslim (Dar Yasin/AP)

Sejak awal tahun 2016, Indonesia diserbu demam Bollywood. Beberapa tayangan televisi Indonesia, kini sering menampilkan drama, sinetron, bahkan acara-acara "galau" dengan bintang film/artis asal India. Beberapa judul drama series ini pun tak asing lagi bagi telinga kita, semisal Mahabharata, Uttaran, Jodha Akbar, Ashoka, dan lain sebagainya. Daya tarik dari serial ini adalah selain para aktor dan aktris yang rupawan, juga menyuguhkan budaya India dengan pakaian sareenya, gemerlap perhiasan yang dipakai, serta gaya hidup yang ditampilkan dari masing-masing serial yang mayoritas menengah keatas, dan beberapa hal lainnya.

Berbicara mengenai India, sebagai umat Islam tentunya kita pernah mendengar daerah bernama Kashmir. Tatkala kita search di mesin pencari otomatis, maka akan muncul mengenai keindahan alam yang luar biasa. Akan tetapi, jika kita mencari lebih dalam  apa yang terjadi pada Kashmir terkini, akan kita dapatkan informasi mengenai konflik tidak berkesudahan yang terjadi disana, perebutan wilayah antara India dan Pakistan.

Korban meninggal dan luka-luka dari masyarakat Kashmir akibat penganiayaan dari tentara India menunjukkan grafik yang terus menanjak semenjak terbunuhnya Burhan Wani, aktivis kemerdekaan Kashmir pada tanggal 8 Juli 2016 oleh tentara India. Tidak hanya kaum pria, kaum wanita juga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh para tentara India tersebut. 

Dulunya, India termasuk wilayah di bawah kekuasaan Khilafah Islamiyyah. Setelah Khilafah berhasil dibubarkan dan penjajahan Inggris mencaplok wilayah tersebut dan menyerahkannya kepada kaum Hindu India, kaum Muslim terusir dan terzalimi.

Penderitaan yang dialami oleh Muslim Kashmir sejak pendudukan India 27 Oktober 1947 belum selesai. Pelbagai persoalan meliputi perlakuan politik, pemerataan ekonomi, krisis sosial, dan budaya masih menjadi menu sehari-hari warga Kashmir. India telah melakukan segala cara untuk menguasai Islam dan menghapus identitas muslim di Kashmir, diantaranya :

• Pembantaian massal
• Pembatasan kelahiran
• Memperluas korupsi dan tindakan asusila
• Penghapusan Ulama, Imam dari masajidnya
• Melarang pendidikan Islam dan nilai-nilainya

Dilansir dari cnnindonesia.com tertanggal 2 November 2016, ratusan sekolah di kawasan Kashmir ditutup tanpa batas waktu sebagai buntut dari serangkaian kekerasan oleh pasukan keamanan India, yang telah menewaskan 14 warga. Pihak berwenang di wilayah Kashmir yang dikuasai India menyatakan hampir 300 sekolah diperintahkan ditutup dari Rabu (2/11) pagi, menyusul kematian delapan warga sipil dalam serangan mortir di sepanjang perbatasan di wilayah Jammu dan Kashmir. "Hampir 300 sekolah, baik yang dikelola swasta maupun pemerintah di Jammu, Samba, dan Kathua diminta untuk tutup," ujar Pawan Kotwal, pejabat tinggi pemerintahan sipil di Jammu.

Kembali merujuk kepada sejarah, Kashmir adalah tanah Islam, yang ditaklukkan Muslim dan Islam memasukinya di akhir abad pertama Hijriah. Otoritas Islam berlanjut dan seluruh anak benua itu, yang kini dikenal sebagai India, Pakistan, Bangladesh dan Kashmir adalah bagian darinya. Kemudian Inggris menginvasi anak benua India tahun 1819, dan mendapat perlawanan kuat dari kaum Muslim. Setelah itu, Inggris mampu memperluas otoritasnya di seluruh wilayah tersebut, dan membaginya menjadi tiga bagian: Inggris langsung memerintah salah satu bagian wilayah itu, di mana kaum muslimin adalah mayoritas di dalamnya.

Inggris memerintah bagian lain melalui para gubernur provinsi termasuk orang Hindu dan Muslim. Bagian ketiga, yakni Kashmir, disewakan oleh Inggris kepada seorang feodal Hindu untuk 100 tahun, sesuai dengan kontrak sewa yang ditanda tangani di (Amristar), dan kemudian dikenal menjadi Perjanjian Amritsar. Sehingga Kashmir, tanah kaum Muslim tersebut diperintah oleh orang Hindu sesuai dengan perjanjian kontrak sewa yang disebutkan itu.

Pemerkosaan, penculikan, dan pembunuhan massal adalah pekerjaan sehari-hari militer India di lembah pendudukan Kashmir. Berbagai kisah tragis tentang itu semua diceritakan oleh Mujahid asal India Esa Al Hindi dalam bukunya Army Madinah in Kashmir. Bahkan India melakukan pembunuhan massal di Kashmir pada tahun 1989 yang mengakibatkan syahidnya 25 ribu orang; yang kemudian diikuti dengan pembunuhan massal pada tahun-tahun berikutnya. Dilansir di arrahmah.com, Sebuah penyelidikan oleh tim investigasi Komisi Hak Asasi Manusia Jammu dan Kashmir di tahun 2008 telah menemukan 2.730 mayat yang dibuang di kuburan tanpa tanda di empat bagian dari 14 tempat.

Di situs lain, juga menyebutkan Pembantaian atas Muslim Kashmir oleh ekstrimis India mulai terjadi sejak tahun 1947, lebih dari 70.000 orang telah syahid karenanya. Kuburan-kuburan itu ditemukan di 55 desa dekat Garis Pengawasan, yang memisahkan wilayah-wilayah Kashmir antara India dan Pakistan, kata kelompok Pengadilan Rakyat Internasional mengenai Hak Asasi Manusia dan Keadilan di Kashmir India (IPTK) . “Kuburan-kuburan yang diselidiki IPTK berisikan mayat orang-orang yang tewas dalam bentrokan dan pembunuhan yang seolah-olah bentrokan antara 1990-2009,” kata pejabat IPTK Angana P. Chatterji pada jumpa pers, menunjuk pada kurun waktu pembantaian tentara India atas Muslim Kashmir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun