Mengikuti sebuah seminar yang bertema " The Leader in Me " yang berlangsung pada tanggal 4-5 April 2014, di Kuningan, yang di selenggarakan oleh Yayasan Tunas Mulia Adi Perkasa dan di dukung oleh Dunamis education dan Franklin Covey, telah menebarkan makna bagi saya pribadi, bahwa begitu pentingnya dasar pendidikan yang benar untuk di ajarkan, di terapkan dan di pahami bagi semua pihak, yaitu dari seorang guru yang di percaya sebagai pendidik, dari pihak orang tua sebagai teladan sehari-hari dalam kehidupan dan yang kemudian di transfer kepada anak-anak didik sebagai generasi-generasi muda yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini nantinya. Itu semua tidak akan terjadi hanya dalam waktu singkat, tetapi melalui sebuah proses yang membutuhkan sebuah pengorbanan dari semua pihak, dari segi pikiran, waktu, tenaga, dan dana . Orang-orang yang terpanggil untuk menerapkan sistem pendidikan ini, dengan mengajarkan tujuh kebiasaan sejak usia dini, kini telah mengalami terobosan dalam sistem mengajar mereka dengan memiliki anak-anak didik yang dapat membawa perubahan dalam pola hidup pribadi anak- anak didik itu sendiri, di dalam keluarga dan akhirnya berdampak di dalam masyarakat yang tentunya juga nanti dapat membawa dampak positif bagi bangsa dan negara Indonesia ke depan.
Tujuh kebiasaan yang telah di ajarkan dengan efektif yaitu :
1). Menjadi proaktif, dimana anak di ajarkan menjadi seseorang yang bertanggung jawab, dapat mengambil inisiatif, tindakan,sikap dan suasana hati yang benar. Tidak mudah menyalahkan orang lain apabila melakukan kesalahan. Melakukan hal-hal yang seharusnya tanpa harus di minta ,meskipun tidak ada orang yang melihat.
2). Mulai dengan tujuan akhir, dengan membuat rencana di depan dan menetapkan target,,dan memberi kontribusi terhadap misi dan visi sekolah di mana anak didik bersekolah, dan berusaha untuk menjadi warga yang baik.
3). Dahulukan yang utama, yaitu pemahaman untuk memilih yang lebih penting dalam menggunakan waktu, dalam menetapkan prioritas dan mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak benar untuk di lakukan sehingga memiliki disiplin diri .
4). Berpikir menang-menang, dengan menyeimbangkan keberanian untuk mendapatkan yang di inginkan tanpa merugikan orang lain, mempertimbangkan perasaan orang lain sehingga menjaga perdamaian.
5). Berusaha memahami dahulu, kemudian berusaha di pahami, dengan mendengarkan gagasan dan perasaan orang lain, dapat melihat dari sudut pandang mereka, tanpa memotong pembicaraan, yang kemudian baru dapat menyuarakan gagasan sendiri dengan menatap mata lawan bicara kita.
6). Wujudkan sinergi, dengan menghargai kekuatan orang lain dan belajar darinya, dapat bergaul baik dengan orang yang berbeda dan mampu bekerja dalam kelompok. Mau meminta gagasan dari orang lain untuk memecahkan masalah karena dengan bekerja sama akan dapat menghasilkan solusi yang lebih baik daripada bekerja sendiri, karena itu kerendahan hati.
7). Mengasah gergaji, dengan sadar kesehatan dan mengetahui cara menjaganya dalam menerapkan sehari-hari. Mau belajar dengan berbagai cara, berbagai tempat, dan mampu meluangkan waktu dengan mencari yang berarti untuk membantu orang lain.
Karena perubahan itu selalu ada di dalam dunia di mana kita hidup, dan yang kini nampak semakin rumit walaupun kita hidup di era yang semakin modern, bagi orang tua sangatlah penting untuk membekali buah hatinya dengan membangun sebuah pondasi yang benar sehingga dalam masa pertumbuhan anak-anak merekapun, tetap padapola yang benar dalam menghadapi setiap tantangan dengan paradigma yang benar , sehingga nantinya dari mereka pula akan lahir sebuah masyarakat yang memiliki budi luhur yang baik.
Pertama-tama yang harus di terapkan kepada anak-anak didik yaitu bagaimana cara berpikir yang benar yang akan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan, sikap dan perilaku yang luhur dan benar, yang kemudian di topang dengan kemampuan potensi masing-masing dan alat-alat yang akan melahirkan sebuah hasil yang diinginkan. Adapun kemampuan-kemampuan yang harus di kembangkan  mencakup seperti di bawah ini :