Isu rush money didengungkan untuk membela agama. Padahal tidak ada hubungan antara rush money dengan terbelanya agama. Maksudnya memang untuk menggoyang ekonomi negara agar dapat dijadikan alasan untuk menjatuhkan Presiden. Namun tata cara rush money yang harus dilakukan untuk mencapai goal menggoyang ekonomi tidak diinformasikan. Akibatnya masyarakat melakukan rush money dengan cara yang unyu-unyu. Ada yang rush money kemarin, hari ini dan besok untuk menghindari antrian di teller, ada juga yang menarik tunai lalu setor tunai ke bank syariah.
Untuk menggulingkan sebuah kapal, anda semua harus berdiri di satu sisi  kapal dalam waktu yang bersamaan. Kalau gantian hari ini siapa, besok siapa, besoknya lagi siapa, kapal dijamin tidak terguling. Jangan lupa, kalau anda bersama2 menggulingkan kapal dengan cara demikian, anda juga akan ikut tercebur.
Menarik tunai dari bank, disimpan di rumah untuk dibelanjakan, namanya juga bukan rush money, tapi anda malah menjalankan roda ekonomi. Jika dibelanjakan di daerah2 wisata, itu namanya menjalankan roda ekonomi daerah. Alih-alih hendak melemahkan ekonomi, yang ada malah menaikkan pendapatan masyarakat.
Jika semua hal tersebut tidak berdampak pada pelemahan ekonomi, lantas mengapa isu rush money didengungkan?
Kamuflase. Sama seperti isu penistaan diangkat besar2an untuk menutupi agenda makar. Yang hendak makar berada di dalam, di antara para pembela agama agar tertutupi. Isu rush money dihembuskan oleh PIHAK YANG SAMA dengan yang mengajak bela agama. Gunanya untuk menutupi aliran uang tunai biaya makar, agar bisa mengaku ini uang rush money. Padahal uang penggerakan massa untuk makar.
Sama seperti kelompok makar yang bersembunyi di balik kelompok bela agama agar sulit dibedakan. Dengan demikian kelompok bela agama menjadi sulit dibedakan dengan kelompok makar.
- Tukang Becak dan Tukang Cuci -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H