WC Umum di atas pegunungan Sinai adalah WC Umum paling eksotik yang pernah saya gunakan. Pegunungan Sinai berada di Mesir, di Semenanjung Sinai dengan ketinggian 2285m. Merupakan pegunungan batu yang berwarna kemerahan.
Menuju ke puncak gunung, saya melalui St. Catherine area. Berangkat pukul 23 malam menggunakan onta dengan perjalanan sekitar 2 jam. Onta ini hebat sekali, tengah malam buta bisa jalan sendiri tanpa pemandu, melalui jalan sempit. Dia tahu kapan musti berbelok. Salah sedikit saja, saya bisa tewas jatuh ke jurang yang sangat dalam. Duduk di atas onta selama dua jam di tengah malam, harus menjaga diri agar tidak tertidur. Juga tidak boleh memotret menggunakan blitz, karena akan membuat onta panik. Sangat membahayakan.
Saya tiba di atas sekitar pukul 1 malam di sebuah warung milik orang Bedouin. Sambil menanti kawan-kawan yang lain, saya menanyakan pada orang Bedouin ini, apakah ada toilet. Ternyata ada, agak jauh di belakang warung. Mereka bilangnya WC.
.
.
Berdua dengan seorang teman wanita, saya menuju WC. Penerangan hanya dengan senter yang kami bawa. Teman saya, katakanlah bernama Maria, berprofesi perawat. Dia masuk WC lebih dahulu. Saya menunggu di luar. Tak lama kemudian, Maria keluar dari toilet berlari ke arah bebatuan lalu muntah-muntah. Bau sekali, katanya.
Karena sudah ada contoh perawat muntah-muntah, maka saya membungkus muka saya dengan syal tebal, baru saya memasuki WC. Menaruh senter saya di tempat yang agak tinggi, sehingga saya dapat melihat suasana di dalam WC. Tidak ada apa-apa. Tidak ada air. Water Closet without Water. Yang ada hanya sebuah lubang yang saat saya menyorotkan sinar lampu senter ke lubang itu, ternyata langsung jurang. Jadi, segala limbah manusia ternyata dijatuhkan ke jurang.
Ya sudah, memang begitu adanya. Namanya juga di puncak gunung batu.
Sekalipun semerbaknya menyeruak menembus syal yang saya lilitkan di muka saya, saya sukses juga di toilet tanpa muntah-muntah. Kemudian kembali ke warung untuk melanjutkan pendakian ke puncak gunung.
Di puncak gunung yang saya tuju, saya hanya ingin melihat lokasi dimana Musa menerima 10 perintah Tuhan. Di area tersebut ada sebuah Kapel Greek Ortodok dan sebuah Masjid kecil. Duduk-duduk sebentar, membayangkan bagaimana dahulu Musa berdialog dengan Tuhan di tempat ini. Saya menanti matahari terbit.
.