Sesuai pemberitaan UNDP, saat ini lebih dari 500.000 orang di Negara-negara Arab mengidap HIV/AIDS, dimana 67,000 penderita baru diperkirakan terjangkit pada tahun 2005, sementara 22,000 terjangkit di Eropa. 28,000 meninggal karena AIDS di dunia Arab pada tahun 2005, sementara 8000 orang meninggal di Eropa.
Empat dari lima wanita yang terinfeksi di dunia Arab, tertular dari suami mereka. Dari seluruh penderita HIV/AIDS di Negara-negara Arab, hanya 5% yang dapat memiliki akses pada therapy ARV (Antiretroviral), untuk memperpanjang hidup penderita. Hal ini menunjukkan minimnya respon pengobatan HIV di dunia Arab dibandingkan dengan ARV secara global.
HIV/AIDS merupakan subyek yang tabu dibicarakan di Saudi Arabia, sebagaimana juga di seluruh dunia selama bertahun tahun. Namun, hal tabu ini sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi, karena data statistiknya sudah dipublish. Penanganan medis juga disediakan dimana-mana, dan pemerintah-pemerintah didesak untuk memberi perhatian penuh.
Di Saudi Arabia, hampir 10,000 kasus HIV/AIDS dilaporkan muncul sejak tahun 1986. 23% di antara penderita adalah orang Saudi Arabia. Jeddah menjadi kota yang paling terinfeksi di kerajaan Saudi Arabia, menempati 15% dari seluruh populasi kasus HIV/AIDS di Saudi Arabia. Secara umum, 78,4% penderita HIV/AIDS terinfeksi melalui hubungan sex. 21,6% terinfeksi melalui tranfusi darah, berbagi jarum suntik dan penularan dari ibu ke anak. Perbandingan antara pria terinfeksi dengan wanita terinfeksi adalah 3 banding 1. Hampir 80% pasien berusia di antara 15 tahun hingga 49 tahun.
Penyebaran penyakit di antara anak-anak adalah 4,6%. (Populasi Saudi Arabia 26,417,599, Breakdown usia; 0-14 tahun: 38.2% (pria 5,149,960/wanita 4,952,138) 15-64 tahun: 59.4% (pria 8,992,348/wanita 6,698,633) Penderita HIV-positif di Saudi Arabia saat ini dapat menerima perawatan antiretroviral (Biaya per treatment per bulan adalah sebesar 10,000 Saudi Riyals).
Bagaimanapun, lebih dari tiga perempat populasi yang terinfeksi HIV/AIDS di negara ini adalah ekspatriat. Yang tidak memiliki akses kesehatan gratis dan seringkali dikirim kembali pulang ke negaranya setelah perawatan awal. Data HIV/AIDS di area ini masih jauh dari akurasi.
Kesenjangan sosial, stigmatisasi dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS, mengakibatkan penderita mengurungkan diri untuk melakukan HIV test dan konseling. Sehingga, data yang ada bisa jadi hanya merupakan puncak dari gunung es. Country office UNDP Saudi Arabia menyelenggarakan HIV/AIDS Regional Programme in the Arab States (UNDP-HARPAS) workshop untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya HIV/AIDS.
- Esther Wijayanti -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H