Mohon tunggu...
Estetia Alma
Estetia Alma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara

Estetia Alma mahasiswa Universitas Sumatera Utara Prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Patriarki Tetap Ada, Lawan atau Bertahan

8 Januari 2023   10:47 Diperbarui: 8 Januari 2023   10:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Patriarki ialah kata yang yang sering terdengar hampir di penjuru Indonesia. Lalu apa itu patriaki? Kenapa patriarki dianggap fenomena yang mempu melahirkan bibit konflik kuat di tataanan sosial masyarakat?.Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti. Dalam domain keluarga, sosok yang disebut ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda.

Permasalahan yang katanya sudah basi jika dibahas dan diperdebatkan, namun pada kenyataanya fenomena selalu menjadi kekhawatiran bagi masyarakat khusunya perempuan. Patriaki selalu menjadi alasan perempuan harus berperilaku dan bertindak. Banyak aktivis aktivis yang  menyuarakan dengan keras mengenai pertentangan terhadap patriarki baik itu lelaki ataupun wanita, namun di daerah daerah tertentu masih saja membranding diri mereka menjadi satu kesatuan yang beralaskan pada patriarki.

Daerah pedesaan merupakan daerah yang hampir keseluruhan masyatakatnya masih menganut sistem patriarki. Pola mengasuh dan pola bertindak patriarki masih saja dianggap sebagai hal yang biasa bahkan yang tidak biasa ialah ketika seorang anak dididik mengenai bagaimana gender memiliki kedudukan yang sama dan memiliki hak yang sama di tatanan masyarakat. Daerah pedesaan masih saja menganggap anak laki laki memiliki yang lebih diantara perempuan. Dari pemerintah sendiri sudah berusaha menunjukkan bagaimana perempuan mampu berkordinasi serta memberi sumbangsih terhadap dunia pemerintahan. Pemerintah mulai menunjukkan kepada masyarakat bahwa perempuan juga bisa menjadi sumbu atau wakil masyarkat di pemerintahan.

 Mengapa masih terdapat banyak patriarki di Indonesia khusunya di pedesaan. Warga pedesaan masih berpikir konvensional dan masih belum menerima banyak sosialisasi dan pendidikan terkait pentingnya saling menghargai hak dan kewajiban antar gender. Lalu siapakah yang salah?. Menilik dari kacamata masyarakat dan perempuan, pemerintah masih belum lantang mengeluarkan suara mengenai penghapusan patriarki diantara warga pedesaan. Entah kegentaran akan munculnya konflik nanti mampu membuat tatanan masyarakat serta budaya masyarakat yang rusak ataukah pemerintah merasa sudah cukup akan usaha dan suara yang dilantangkan kepada masyarakat.Masyarakat yang kurang mengenyam dunia pendidikan juga menjadikan keadaaan Patriaki masih ada. Melawan patriaki berarti siap untuk melawan lingkungan masyarakat dan budaya yang selama ini membesarkan kita. Namun, apakah bertahan dalam keadaan patriarki mampu menahan konflik dan reaksi negatif lainnya?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun