Kelarutan adalah jumlah maksimum suatu bahan kimia terlarut (zat terlarut) yang dapat larut dalam suatu pelarut tertentu sehingga membentuk larutan homogen. Kelarutan  zat induk sangat bergantung pada sifat fisik dan kimia zat terlarut dan pelarut pada suhu, tekanan, dan pH larutan.Secara umum, kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu merupakan ukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan zat terlarut ke dalam pelarut secara bertahap hingga zat terlarut tersebut mengendap (tidak dapat larut lagi).
 Misalnya, kristal gula pasir terdiri dari beberapa molekul gula yang terikat menjadi satu. Ketika kristal gula  dimasukkan ke dalam air, molekul gula meninggalkan permukaan kristal gula dan masuk ke dalam air (ini disebut pembubaran).Molekul gula, seperti halnya molekul air, bergerak secara acak, sehingga pada suatu saat dapat bertabrakan dengan permukaan kristal gula atau molekul gula lainnya. Beberapa molekul gula bergabung kembali dengan kristal atau bergabung dengan molekul gula lainnya membentuk kristal kembali (rekristalisasi). Bila laju pelarutan gula sama dengan laju rekristalisasi, maka proses  berada pada kesetimbangan dan larutan dikatakan jenuh.Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah zat terlarut yang diperlukan untuk menyeimbangkan zat terlarut dengan zat yang tidak larut.Banyaknya zat terlarut  yang larut dalam sejumlah pelarut  tertentu sehingga menghasilkan larutan jenuh disebut kelarutan  zat tersebut. Jika jumlah zat terlarut lebih kecil dari kelarutannya maka disebut larutan tak jenuh. Larutan tak jenuh lebih encer (kurang pekat) dibandingkan  larutan jenuh. Bila jumlah zat terlarut lebih besar dari kelarutannya, maka disebut larutan lewat jenuh (Roni & Herawati.,2020).
Metode ekstraksi didasarkan pada sifat kelarutan komponen target dan distribusinya dalam  pelarut berbeda yang tidak dapat bercampur, yaitu beberapa komponen larut pada fase pertama dan lainnya pada fase kedua. Prasyarat dalam fraksinasi adalah perlunya mengocok dan memisahkan pelarut polar yang sesuai dengan bahan ekstraksi, yang ditandai dengan terbentuknya dua lapisan yang tidak dapat bercampur.Kelebihan  metode ini adalah diperoleh komponen bioaktif yang lebih spesifik dan waktu pengujian yang singkat (total waktu ekstraksi singkat). Pelarut berbahan dasar alkohol merupakan pelarut yang paling umum digunakan saat mengisolasi senyawa organik dari bahan alami karena kemampuannya dalam melarutkan senyawa metabolit sekunder secara optimal.Fraksinasi menggunakan  pelarut berbeda dengan derajat polaritas berbeda: metanol, etil asetat, dan heksana. Pemilihan pelarut harus berfungsi untuk mengekstraksi senyawa dengan polaritas berbeda ke dalam pelarut yang sesuai.
 Ada dua lapisan yang tidak saling bercampur. Fase polar (fase air) mengekstrak komponen gula (glikon), dan pelarut semipolar dan nonpolar (fase organik) mengekstrak metabolit sekunder (aglikon).Kelarutan butanol dalam air meningkat seiring dengan meningkatnya suhu.Ketika suhu meningkat, energi kinetik molekul air dan butanol meningkat, sehingga  mereka  lebih mudah bercampur. Karena perbedaan polaritas ini, butanol tidak  larut sempurna dalam air. Molekul air tertarik satu sama lain melalui ikatan hidrogen dan  lebih memilih berinteraksi dengan molekul air lain daripada  molekul butanol (Sukandar,dkk.,2021).
ALAT
- Tabung reaksi
- Gelas Kimia
- Gelas Ukur
- Batang pengaduk
- pipet volume
- spiritus dan kaki3
- Termometer
BAHAN
- Akuades
- Butanol
PROSEDUR KERJA DAN HASIL
1. Penambahan butanol ke dalam air
- Disiapkan penangas air dan batang pengaduk, termometer dan tabung reaksi
- Dimasukkan 10ml air kedalam tabung
- Dimasukkan 2ml butanol kedalam air dalam tabung
- Dipanaskan tabung bersama isinya sambil diaduk sampai tidak nampak keruh
- Diangkat tabung dan biarkan cairan sampai dingin
- Diukur suhularutan menjadi keruh dan ulangi percobaan dengan volume butanol 4ml;6ml;8ml;dan 10ml
HASIL: Butanol bercampur sebagian dengan air. Kelarutannya meningkat seiring dengan peningkatan suhu.Penambahan butanol dalam air menurunkan titik beku air.Penambahan butanol dalam air meningkatkan titik didih air.Butanol dapat digunakan untuk memisahkan campuran air dan zat non-polar, seperti minyak.Seiring dengan kenaikan suhu, kelarutan butanol dalam air meningkat.Peningkatan suhu meningkatkan energi kinetik molekul air dan butanol, sehingga memungkinkan mereka untuk lebih mudah bercampur dan melarutkan satu sama lain.Pada suhu yang lebih tinggi, ikatan hidrogen antara molekul air melemah, sehingga molekul air lebih mudah berinteraksi dengan molekul butanol.Pada suhu yang lebih tinggi, beberapa reaksi kimia antara butanol dan zat lain dalam air dapat berlangsung lebih cepat.
2.Penambahan air ke dalam butanol
- Disiapkan penangas air dan batang pengaduk, termometer dan tabung reaksi
- Dimasukkan 10ml air kedalam tabung
- Dimasukkan 2ml air kedalam butanol dalam tabung
- Dipanaskan tabung bersama isinya sambil diaduk sampai tidak nampak keruh
- Diangkat tabung dan biarkan cairan sampai dingin
- Diukur suhularutan menjadi keruh dan ulangi percobaan dengan volume air 4ml;6ml;8ml;dan 10ml
HASIL: Air tidak larut sempurna dalam butanol. Kelarutan air dalam butanol meningkat dengan peningkatan suhu, Peningkatan suhu meningkatkan energi kinetik molekul air dan butanol, sehingga memungkinkan mereka untuk lebih mudah bercampur dan melarutkan satu sama lain. Pada suhu yang lebih tinggi, ikatan hidrogen antara molekul air melemah, sehingga molekul air lebih mudah berinteraksi dengan molekul butanol.Pada suhu yang lebih tinggi, beberapa reaksi kimia antara air dan zat lain dalam butanol dapat berlangsung lebih cepat. Sehingga peningkatan suhu dapat mempermudah proses pemisahan campuran air dan zat non-polar dengan menggunakan butanol.