Mohon tunggu...
Ester Siringo
Ester Siringo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Desa Karanganom Sulap Sampah Jerami jadi Pupuk Padi

24 Agustus 2018   17:23 Diperbarui: 24 Agustus 2018   17:39 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim 2 KKN UNDIP, Karanganom – Karanganom merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Desa Karanganom memiliki potensi yang besar khususnya pada bidang pertanian.

Hamparan sawahnya yang sangat luas dan mayoritas penduduknya yang bekerja sebagai petani ini membuat Desa Karanganom tak diragukan lagi akan hasil padinya yang melimpah. Namun sampah jerami hasil panen padi yang tidak terpakai belum diolah dengan baik oleh warga desa. Sampah jerami yang sangat banyak hanya ditumpuk dipinggir sawah atau bahkan dibakar dalam jumlah besar yang tentunya akan berpengaruh pada udara sekitar dan berdampak pada kesehatan.

Tim 2 KKN UNDIP yang ditugaskan untuk melakukan pengabdian masyarakat di Desa Karanganom melihat hal tersebut sebagai suatu masalah yang harus dicarikan solusinya. Sampah jerami ini sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk yang bermanfaat. Salah satunya adalah dengan mengubahnya menjadi pupuk organik yang dapat digunakan kembali saat menanam padi.

Setelah melakukan survey dan mengumpulkan informasi yang valid seputar pemanfaatan jerami, tim 2 KKN UNDIP melakukan pengajuan program ke Kepala Desa Karanganom dan berkonsultasi ke Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) setempat yang ada di dekat Desa Karanganom untuk mendiskusikan tentang teknis pembuatan pupuk organik ini. 

Ide pemanfaatan sampah jerami menjadi pupuk organik untuk padi ini pun disambut antusias oleh Kepala Desa dan Lembaga BP3K karena memang belum ada yang pernah mencoba melakukannya di Desa Karanganom ini.

Dokpri
Dokpri
Teknis pembuatan sampah jerami menjadi pupuk untuk padi ini sudah di mulai sejak tanggal 19 Juli 2018, dengan pengumpulan bahan dan pemotongan jerami. Program ini  diperkirakan akan selesai pada tanggal 12 Agustus 2018. 

“Jerami yang telah dipotong akan difermentasikan dengan bahan lainnya dalam jangka waktu 3 minggu. Setelah itu, pupuk dapat langsung digunakan” Ujar Febri Daris, salah satu mahasiswi tim 2 KKN Program Studi Kimia Murni Universitas Diponegoro.

Dengan dijalankannya program ini, diharapkan masyarakat desa dapat turut memanfaatkan sampah jerami yang ada di Desa Karanganom sebagai pupuk organik untuk padi yang tentunya akan mengurangi pengeluaran petani untuk membeli pupuk. “Program yang baik. 

Semoga dengan adanya program ini, masyarakat Desa Karanganom dapat ikut menjadikan sampah jerami menjadi pupuk untuk padi di sawah mereka. Sehingga sampah jerami tidak hanya menumpuk dan dibakar tapi juga bermanfaat untuk masyarakat” Ujar Pak Sugondo, Kepala Desa Karanganom. (Tim 2 KKN UNDIP/Titis Buana)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Buldoser Israel Serang Rumah-rumah Palestina di Tulkarem Tepi Barat

-18614 detik yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun