Mohon tunggu...
Ester Lupita Marbun
Ester Lupita Marbun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STPKat

Hobi saya membaca dan membuat film/konten. saya sangat menikmati berbagai jenis buku, dari fiksi hingga non-fiksi. Dan dalam membuat film dan konten, saya sangat hobi juga untuk menciptakan beberapa video pendek yang sangat populer di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Semangat Santo Fransikus Asisi dalam Menghormati Martabat Manusia

11 Juli 2024   21:42 Diperbarui: 11 Juli 2024   21:48 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semangat Fransiskus dalam menghormati martabat manusia terus dirasakan hingga saat ini. Gereja Katolik menjadikannya sebagai patron bagi gerakan-gerakan sosial yang memperjuangkan hak-hak asasi manusia, perlindungan lingkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat miskin. Teladan Fransiskus menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk menunjukkan solidaritas dan cinta kasih kepada sesama, tanpa memandang perbedaan. 

Salah satu ajaran Santo Fransiskus yang paling menonjol adalah penghormatan terhadap martabat setiap individu, terlepas dari latar belakang atau status sosialnya. Ia memperlakukan setiap orang dengan hormat dan penuh kasih, bahkan kepada mereka yang biasanya terpinggirkan oleh masyarakat, seperti para gelandangan, kaum miskin, dan orang sakit.

Menurut Santo Fransiskus, setiap manusia diciptakan oleh Tuhan dan memiliki kemuliaan yang sama. Ia meyakini bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan bermartabat, tanpa ada diskriminasi atau perlakuan yang merendahkan. 

Inilah yang membuat ia begitu dikenal karena kepeduliannya terhadap sesama dan perjuangannya untuk menegakkan keadilan sosial. Semangat Santo Fransiskus dalam menghormati martabat manusia ini dapat menjadi contoh bagi kita semua. Di tengah maraknya kasus pelanggaran hak asasi manusia, intoleransi, dan ketidakadilan sosial, kita perlu untuk meneladani sikap Santo Fransiskus yang menempatkan harkat dan martabat manusia sebagai nilai yang utama.

Dengan menjunjung tinggi martabat manusia, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, toleran, dan saling menghargai. Semoga semangat Santo Fransiskus Asisi dapat terus menginspirasi kita semua untuk menjadi lebih baik dan manusiawi dalam menjalani kehidupan ini. Semangat Santo Fransiskus dari Assisi dalam menghormati martabat manusia adalah warisan berharga yang dapat menginspirasi kita dalam banyak aspek kehidupan modern. 

Dengan menghidupi nilai-nilai ini, kita tidak hanya menghormati dan merayakan keberagaman manusia, tetapi juga berkontribusi pada dunia yang lebih adil, damai, dan penuh kasih. Prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Fransiskus, seperti kesederhanaan, cinta kasih, dan penghormatan terhadap seluruh ciptaan, adalah panduan penting untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berdampak positif bagi orang lain.

REFERENSI

(Ang et al., 2021)(Olla, 2015)(Kognisi et al., 2021)(Siswantara, 2020)Ang, P., Kim, J. H., & Nelson, W. (2021). A Festschrift in Honour of Prof. Robert E. DeWreede. Botanica Marina, October 2020. https://doi.org/10.1515/bot-2021-0080

Kognisi, P. K., Risiko, P., Jenis, D. A. N., Bidori, F., Puspitowati, L. I. dan I., Wijaya, I. G. B., Alifah, U., Artikel, I., Paedagoria, S. N., Anwar, I., Jamal, M. T., Saleem, I., Thoudam, P., Hassan, A., Anwar, I., Saleem, I., Islam, K. M. B., Hussain, S. A., Witcher, B. J., ... alma. (2021). No Title. Industry and Higher Education, 3(1), 1689--1699. http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288

Olla, P. Y. (2015). WARTA SUKACITA DAN BELAS KASIH BAGI KAUM MISKIN (Landasan-Landasan Spiritual Keberpihakan Gereja Pada Kaum Miskin dalam EG dan MV) Paulinus. MENJADI GEREJA INDONESIA YANG GEMBIRA DAN BERBELAS KASIH (Dulu, Kini Dan Esok), 380--392.

Siswantara, Y. (2020). Dialog Sebagai Cara Hidup Menggereja di Kultur Indonesia. Kurios, 6(1), 87. https://doi.org/10.30995/kur.v6i1.105

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun