Mohon tunggu...
Ester Lupita Marbun
Ester Lupita Marbun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STPKat

Hobi saya membaca dan membuat film/konten. saya sangat menikmati berbagai jenis buku, dari fiksi hingga non-fiksi. Dan dalam membuat film dan konten, saya sangat hobi juga untuk menciptakan beberapa video pendek yang sangat populer di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneladani Semangat Santo Fransikus Asisi dalam Menghormati Martabat Manusia

11 Juli 2024   21:42 Diperbarui: 11 Juli 2024   21:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Ester Lupita Marbun

NIM: 23749

 

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang sering kali terlalu terfokus pada kepentingan pribadi, sosok Santo Fransiskus Asisi hadir sebagai teladan yang menginspirasi banyak orang untuk kembali menjunjung tinggi martabat manusia. Ia adalah seorang tokoh agama Katolik yang dikenal karena kerendahan hatinya, kasih sayangnya terhadap sesama, serta kepeduliannya terhadap lingkungan.

Sosok Santo Fransiskus Asisi telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia dalam upaya mempromosikan kebaikan, persaudaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Kelahiran Santo Fransiskus pada tahun 1181 di Assisi, Italia, menandai awal dari sebuah perjalanan hidup yang mengubah pandangan masyarakat pada masanya. Sebagai seorang bangsawan muda, Fransiskus awalnya hidup dalam kemewahan dan kesenangan. Namun, setelah mengalami pengalaman spiritual yang mendalam, ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan mewahnya dan memihak pada kaum miskin serta terpinggirkan. 

Fransiskus menyadari bahwa setiap manusia, terlepas dari latar belakang sosial-ekonominya, memiliki martabat yang sama dan berhak diperlakukan dengan hormat dan kasih sayang. seorang santo Katolik yang dikenal karena pengabdian totalnya kepada kemiskinan, kesederhanaan, dan cinta kasih kepada semua makhluk ciptaan. Dalam perjalanan hidupnya, Fransiskus memperlihatkan semangat yang luar biasa dalam menghormati martabat manusia, sebuah nilai yang dapat diterjemahkan dalam konteks modern untuk menyoroti pentingnya penghormatan dan penghargaan terhadap setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya mereka.

Fransiskus berasal dari keluarga kaya, namun memilih untuk meninggalkan segala kemewahan dan hidup dalam kemiskinan. Pilihannya ini bukan hanya tindakan simbolis, tetapi juga cerminan dari keyakinannya bahwa setiap manusia memiliki nilai dan martabat yang sama di hadapan Tuhan. Dengan cara ini, Fransiskus mengajarkan bahwa martabat manusia tidak terletak pada harta benda atau status sosial, melainkan pada hakikat mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Salah satu contoh nyata dari semangat Fransiskus dalam menghormati martabat manusia adalah bagaimana ia memperlakukan orang-orang yang paling terpinggirkan di masyarakat, termasuk para penderita kusta. Pada masa itu, penderita kusta sering kali diasingkan dan dianggap sebagai paria, namun Fransiskus justru mendekati mereka dengan cinta kasih dan merawat mereka. Tindakan ini menunjukkan penghormatan mendalam terhadap martabat mereka sebagai manusia, terlepas dari penyakit atau kondisi mereka.

Fransiskus juga dikenal karena pandangannya yang inklusif terhadap semua ciptaan. Ia melihat semua makhluk, termasuk hewan dan alam, sebagai saudara dan saudari. Pandangan ini mencerminkan prinsip kesetaraan dan penghormatan yang universal. Dengan memperlakukan alam dengan hormat, Fransiskus mengingatkan kita bahwa martabat manusia tidak bisa dipisahkan dari martabat seluruh ciptaan.

Lebih dari itu, Fransiskus menekankan pentingnya perdamaian dan rekonsiliasi. Ia berusaha membangun jembatan di antara berbagai kelompok yang bertikai, baik dalam konteks agama, sosial, maupun politik. Usahanya untuk bertemu dengan Sultan Malik al-Kamil selama Perang Salib adalah contoh luar biasa dari upaya untuk mencapai pemahaman dan penghormatan lintas budaya dan agama. Tindakan ini menggarisbawahi keyakinannya bahwa setiap orang layak dihormati dan diperlakukan dengan bermartabat, tanpa memandang perbedaan mereka.

Refleksi untuk kita dalam Menggali Semangat Santo Fransiskus Assisi dalam Menghormati Martabat Manusia adalah Merefleksikan kehidupan dan ajaran Santo Fransiskus dari Assisi, kita diingatkan akan pentingnya menghormati martabat manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam dunia yang sering kali terpecah oleh perbedaan kelas sosial, ekonomi, dan budaya, teladan Fransiskus menjadi semakin relevan.

  • Pertama, kita diingatkan untuk melihat melampaui penampilan luar dan status sosial. Dalam masyarakat modern, banyak orang yang dinilai berdasarkan kekayaan, pekerjaan, atau penampilan mereka. Namun, ajaran Fransiskus mengajarkan kita untuk menghargai setiap individu sebagai ciptaan Tuhan yang unik dan berharga. Ini berarti mengakui nilai setiap orang, termasuk mereka yang paling rentan dan terpinggirkan, seperti tunawisma, pengungsi, dan mereka yang hidup dalam kemiskinan.

  • Kedua, semangat Fransiskus mengajak kita untuk memperlakukan setiap orang dengan cinta kasih dan penghormatan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa berarti banyak hal, mulai dari tindakan kecil seperti bersikap ramah dan sopan, hingga tindakan yang lebih besar seperti terlibat dalam kegiatan amal dan pelayanan sosial. Penghormatan terhadap martabat manusia berarti berusaha untuk memahami dan merasakan penderitaan orang lain, serta berusaha membantu mereka dengan cara yang kita bisa.

  • Ketiga, Fransiskus mengajarkan kita untuk menghormati alam dan seluruh ciptaan sebagai bagian dari tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam konteks modern, ini bisa diterjemahkan sebagai tindakan menjaga lingkungan dan berusaha hidup secara berkelanjutan. Dengan demikian, kita menghormati martabat bumi yang kita diami dan semua makhluk hidup yang berbagi tempat tinggal dengan kita.

  • Keempat, semangat perdamaian dan rekonsiliasi yang dihidupi Fransiskus adalah panggilan untuk membangun jembatan di antara perbedaan kita. Di era di mana konflik dan ketegangan sering kali mendominasi, ajaran Fransiskus mengajak kita untuk mencari jalan tengah, berusaha memahami sudut pandang orang lain, dan bekerja menuju perdamaian dan keadilan bagi semua. Ini mencakup dialog lintas budaya dan agama, serta upaya untuk mempromosikan toleransi dan pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun