Mohon tunggu...
Ester Arlin
Ester Arlin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Baru dan Teknologi Baru : Studi Media, Intensitas Suatu Perubahan, dan Karakteristik Media Baru.

20 Agustus 2018   23:40 Diperbarui: 1 September 2018   19:52 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


STUDI MEDIA

Sekitar 60 tahun sudah kata "media" , jamak dari "medium" telah digunakan sebagai isilah kolektif tunggal, menjadi "media" (William 1976:169). Terdapat beberapa media komunikasi yang telah digunakan oleh masyarakat seperti media cetak dan media pers, fotografi, periklanan, bioskop, radio, televisi dsb. Sebagai pengguna media, kita tidak boleh hanya memberikan perhatian tentang produksi media saja, melainkan
kita juga harus bisa menyelidiki proses yang lebih luas melalui informasi dan representasi ('konten') dari 'media' itu didistribusikan, diterima dan dikonsumsi oleh audien dan itu diatur dan terkontrol oleh negara atau pasar.

Seiring perkembangan zaman, konten atau isi yang berbeda dalam suatu media, memaksa produsen media untuk bekerja sama dengan pihak lain. Seperti dapat dilihat dengan hilangnya jarak antar media dengan khalayak, munculnya citizen journalist, perubahan dari "penonton" menjadi "pengguna".

INTENSITAS SUATU PERUBAHAN

Terdapat beberapa perubahan dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya dalam media baru diantaranya:

  • Pergeseran dari modernitas ke postmodernitas.
  • Mengintensifkan proses globalisasi. Menghilangkan batas-batas antar negara, seperti dalam hal perdagangan, organisasi korporasi, budaya, identitas dsb yang mana media baru telah dilihat sebagai elemen penyumbang.
  • Penggantian, di Barat, dari usia industri manufaktur oleh 'postindustrial' informasi usia. Pergeseran pekerjaan, keterampilan, investasi, dan laba,dalam produksi barang-barang material untuk layanan dan informasi 'industri' yang banyak menggunakan media baru terlihat melambangkan (lihat misalnya Castells 2000).
  • Sebuah pemenuhan perintah geopolitik yang mapan dan terpusat. Melemahnya mekanisme kekuasaan dan kontrol dari pusat kolonial Barat, difasilitasi oleh yang tersebar, batas-batas, jaringan media komunikasi baru.

KARAKTERISTIK MEDIA BARU

  • Digital. Dalam digital semua input diproses dan diubah ke hasil yang berupa angka. Dalam hal komunikasi dan media representasional ini biasanya mengambil bentuk kualitas seperti cahaya atau suara yang sudah dikodekan menjadi "bentuk budaya" seperti teks, grafik, diagram, foto, rekaman, gambar bergerak dan lain sebagainya.
  • Interakitvitas. Di sini interaktivitas menjadi nilai tambahan dalam media baru. pengguna memiliki keterlibatan yang lebih kuat, penggunaan media dilakukan secara pribadi/individu, serta pengguna memiliki pilihan yang lebih besar. Jadi, menjadi interaktif pengguna dapat mengubah atau memodifikasi gambar, teks yang mereka akses. Khayalak dalam media baru disini lebih cenderung menjadi pengguna daripada penonton.
  • Hipertekstsual. Hipertekstual ini merupakan link untuk mempermudah pengguna dalam mengakses informasi. Hipertekstual merupakan bagian penting dari sejarah komputer, khususnya dalam cara mereka menyampaikan gagasan hubungan sistem operasi komputer, perangkat lunak dan basis data, hingga pengoperasian pikiran manusia, proses kognitif dan pembelajaran.
  • Jaringan. Di dalam media baru terdapat adanya keterhubungan antar satu dengan yang lainnya tidak terbatas ruang dan waktu. Disini, semua sektor dari industri media baru belajar untuk melihat peran mereka adalah menyediakan makna dan kesempatan "pengguna" untuk menghasilkan konten mereka sendiri. Terdapat beberapa jaringan yang sudah ada berupa WWW, intranet perusahaan, forum online, dsb.
  • Virtual. Dunia virtual, ruang, objek, lingkungan, realitas, identitas, memiliki kursus di media baru. Di beberapa aplikasi mereka, teknologi media baru menghasilkan virtualitas. Pertama pada 1990, ikon populer dari realitas virtual bukan berupa gambar dari realitas tersebut melainkan orang yang mengalaminya dan peralatan yang menghasilkannya. Sama kuatnya dengan serangkaian film, representasi sinematik realitas virtual, dari awal 1980-an dan seterusnya, di mana aksi dan narasi berlangsung disimulasikan, dunia yang dihasilkan komputer.
  • Simulasi. Simulai masih memiliki keterkaitan dengan virtual, dalam media baru seolah-olah khalayak diajak untuk terlibat langsung, tetapi pada kanyataanya itu hanyalah semu. Atau bisa saja, bagian-bagian atau hal-hal dalam media baru tersebut hanyalah simulasi dari kehidupan nyata khalayak. Seperti contoh game simulasi, pengguna dapat merasakan caranya mengoperasikan mobil (game) yang hampir sama di dunia nyata yang hanya bedanya itu dioperasikan dengan menggunakan media elektronik.

Sumber :

Lister, Martin, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, Kieran Kelly, New Media: a critical introduction. Second Edition. Routledge, 2009.

(https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/lister_a_spol_new_media_a_critical_introducion.pdf) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun