Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Allah tidak melarangmu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama. . . " (QS. Al-Mumtahanah: 8).
Ayat ini menekankan pentingnya sikap adil dan penghormatan terhadap orang lain, termasuk mereka yang memeluk keyakinan berbeda.
Rasulullah SAW. juga memberikan teladan yang nyata dalam berinteraksi dengan non-Muslim. Salah satu contohnya terlihat pada saat beliau membuat Piagam Madinah, yang menjadi fondasi kehidupan berdampingan antara umat Islam dan non-Muslim di Madinah. Selain itu, Rasulullah juga menjalin kerja sama dengan non-Muslim, Abdullah bin Uraiqidz, yang menjadi pemandu saat hijrah ke Madinah.
Moderasi Beragama: Tantangan dan Solusi
Namun, perjalanan menuju moderasi beragama tidaklah mudah. Kita masih dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti ekstremisme, eksklusivisme, hingga ancaman terorisme yang sering kali berakar pada pemahaman agama yang sempit. Moderasi beragama bisa menjadi solusi untuk mengatasi berbagai masalah ini, dengan mendorong dialog atau dengan mengadakan percakapan atau diskusi secara terbuka, saling pengertian, dan penghormatan antar kelompok.
Salah satu kunci keberhasilan moderasi beragama terletak pada pendidikan. Masyarakat, terutama generasi muda, perlu diajarkan bahwa perbedaan adalah bagian dari takdir Tuhan yang tidak bisa dihindari. Selain itu, institusi pendidikan dan tempat ibadah dapat berfungsi sebagai ruang diskusi yang sehat untuk membangun pemahaman yang lebih inklusif.
Peran Moderasi Beragama dalam Kehidupan Berbangsa
Dalam konteks kebangsaan, moderasi beragama menjadi fondasi penting dalam menjaga persatuan. Nilai-nilai moderasi---seperti toleransi dan saling menghormati---sejalan dengan Pancasila, yang merupakan pedoman hidup berbangsa di Indonesia. Lewat moderasi, setiap warga negara, terlepas dari latar belakang agama, dapat hidup berdampingan dengan harmonis.
Moderasi beragama juga mendorong kita untuk tidak cepat menghakimi orang lain, melainkan memahami perbedaan sebagai kekayaan yang dimiliki bangsa. Dengan demikian, tujuan untuk mencapai kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera bisa terwujud.
Moderasi beragama bukan sekadar sebuah konsep, melainkan suatu kebutuhan dalam masyarakat yang majemuk. Dengan mengamalkan moderasi beragama, kita tidak hanya menjaga keutuhan bangsa, tetapi juga berupaya menciptakan kehidupan yang lebih damai dan harmonis. Saatnya kita berperan aktif, menjadikan moderasi beragama sebagai prinsip dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita menjadi bagian dari solusi, bukan sumber masalah, demi masa depan yang lebih baik untuk semua.
Daftar pustaka