Kita mengenal kata "jurnalistik" sebagai aktivitas menulis ataupun membuat berita yang kemudian ditayangkan untuk publik. Berita yang dihasilkan biasanya berupa teks. Namun, seiring berjalannya waktu, berita tak lagi sebatas teks melainkan dapat berupa gambar, video, audio, dsb. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dari zaman ke zaman.
Saat ini, kita sedang berada di era multimedia. Pada era ini segala sesuatunya berlangsung dengan cepat dan update, maka dari itu banyak industri media berlomba-lomba untuk menyajikan berita demi berita. Hal ini yang kemudian menggeser makna dari berita, yakni dari makna "melaporkan peristiwa yang telah terjadi," menjadi "melaporkan peristiwa yang sedang terjadi" (Haryanto, 2014).
Sampai di sini, kita mengetahui bahwa pendekatan jurnalistik pada publik berbeda dan akan terus berubah menyesuaikan perkembangan zaman. Nah, inilah yang akan dibahas paada artikel kali ini, yaitu perbedaan masa jurnalistik di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. (The future of Journalism PPT)
1. Jurnalisme Masa Lalu
Jurnalisme masa lalu menerapkan The Hypodermic Needle Theory, yaitu teori yang merupakan model komunikasi searah. Sehingga khalayak dikatakan bersifat pasif karena hanya menerima pesan yang disampaikan oleh media massa. Saat itu media yang digunakan berbasis analog, seperti koran, televisi, dan radio.
Model pemberitaan jurnalisme masa lalu adalah :
a) Jurnalisme Investigasi
jurnalisme yang menguak kejahatan yang merugikan publik. Fungsi jurnalisme investigasi adalah mengkritik.
contoh : pengungkapan jajanan pasar mengandung borax.
b) Jurnalisme Kuning
Jurnalisme yang menggunakan opini sebagai pernyataan objektif. Jurnalisme ini bersifat sensasional dan dramatis, targetnya adalah masyarakat menengah ke bawah.