Mohon tunggu...
Ibana S. Ritonga
Ibana S. Ritonga Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Musik, bagus untuk kesehatan....

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tragedi Pasien RSUD Lampung, Logika Arif

11 Februari 2014   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap manusia pastilah memiliki sifat welas-asih di relung hatinya. Lebih-lebih petugas medis yang sudah ditasbihkan sebagai warga husada bhakti. Akan tetapi faktanya, Petugas RSUD Lampung telah tega menelantarkan pasiennya. Agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari, sepatutnya kita telaah kasus ini melalui logika praktis untuk menemukan benang merahnya.

Ada beberapa alasan rumahsakit menolak pasien. Yang pertama yang paling sering muncul ke permukaan adalah persoalan biaya. Mengenai ini tak perlu lagi diuraikan, karena sudah menjadi wacana umum. Masyarakat punya alasan mengkritisinya, pihak rumahsakit pun memiliki alasan atas pendiriannya.

Penyebab kedua adalah ketidakmampuan rumah sakit menangani pasien, dengan alasan keterbatasan tenaga ahli maupun perlengkapan. Pada umumnya alasan ini dapat dibenarkan, tindakan berikutnya adalah merujuknya ke rumahsakit yang lebih besar dan lebih lengkap fasilitasnya.

Penyebab berikutnya adalah sesuatu yang sulit diucapkan namun benar-benar ada, yaitu sifat-sifat penyakit pasien yang membuat petugas rumahsakit kewalahan menanganinya. Misalnya pasien berpenyakit jiwa yang meresahkan bagi perawat maupun pasien lain. Atau pasien terlantar yang tidak memiliki keluarga, sementara pasien tersebut mesti dibantu untuk buang air besar dan air kecil, mandi dan segala keperluan lainnya. Khusus pasien dengan kategori terakhir ini (BAB harus dibantu) akan segera menimbulkan persoalan di kalangan perawat, lebih-lebih jika pasien itu memiliki gangguan jiwa.

Penyebab terakhir inilah yang kemungkinan besar pemicu terjadinya tragedi pasien RSUD Lampung.

Dengan demikian perlu dicarikan solusi terbaik. Solusi itu antara lain adalah pendampingan dari pihak keluarga pasien. Apabila pasien itu ternyata adalah orang terlantar, maka manajemen rumahsakit wajib mempekerjakan tenaga khusus atas biaya negara.

Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi. Selamat jalan Kakek Suparman, semoga mendapat tempat yang lapang di sisiNya. Mohon maaf atas segala kesalahan kami yang hina ini!

*****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun