Valve akhirnya turun tangan setelah melihat dari kejauhan bahwa persoalan rasisme yang dilontarkan Carlo "KuKu" Palad telah menyinggung cukup banyak publik gamer di Cina. Offlaner TNC ini dikabarkan tak diberi izin untuk memasuki kota Chongqing, dan tidak diperkenankan mengikuti turnamen Chongqing Major oleh pemda setempat.
Valve kemudian memberikan klarifikasi bahwa KuKu tidak di-banned oleh pemerintah Cina, karena kehadiran KuKu diyakini bukanlah ancaman dan tidak akan menimbulkan gangguan berbahaya. Apakah artinya KuKu masih boleh ikut Major? Ternyata tidak! Memang bukan oleh pemerintah Cina, melainkan titah dari Valve sendiri untuk memberi ban kepada KuKu!
Penyebabnya? Valve melihat TNC tidak mampu mengendalikan situasi dengan baik, bahkan Valve merasa TNC mengarang cerita ketika berkomunikasi dengan mereka soal permasalahan KuKu. Satu kalimat yang di garis-bawahi oleh Valve adalah, "TNC menghubungi Valve hari Selasa lalu, menanyakan apakah mereka terkena penalti bila mengganti Kuku; Kami menjawab tidak. Kami berasumsi bahwa mereka berencana untuk mengganti KuKu dengan pemain lain".
Keputusan Valve terdengar tegas tapi malah menyulut api drama baru. Terutama statement resmi Valve yang menggunakan kata asumsi tanpa kejelasan fakta. Pihak yang tak setuju dengan keputusan Valve kembali meminta peraturan tertulis yang jelas untuk diikuti, sembari mengecam keras intransparansi Valve untuk kesekian kalinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H