Acer Predator League (APL) 2018: APAC Finals telah berlangsung selama empat hari, 18 - 21 Januari 2018, di Mal Taman Anggrek. Total delapan tim perwakilan dari 8 negara, termasuk Indonesia, sebagai tuan rumah usai melakoni semua pertandingannya. Geek Fam, tim asal Malaysia, sukses merengkuh trofi Predator Shield yang menobatkannya sebagai tim terbaik setelah menuntaskan perlawanan BOOM.ID, tim kebanggan tanah air di partai final.
Mulai dari hari pertama (18/1), ketika menjamu ketujuh tim perwakilan negara peserta, yakni Quid Pro Quo(Filipina), Geek Fam(Malaysia), Alpha Red(Thailand), Ten Twenty(Singapore), Azure eSports(Hong Kong), Signify(India), We Say No!(Sri Lanka), dan BOOM.ID(Indonesia).
Persiapan ketujuh finalis mancanegara untuk Predator League 2018 pun tidak tanggung-tanggung. Mereka berlatih sekitar 5-6 jam perhari. Bahkan salah satu tim asal Thailand, Alpha Red berlatih hingga 15 jam perhari untuk peroleh hasil maksimal di Jakarta.
Sesi Coaching Clinic oleh komunitas game hadir pada hari Jumat, 19 Januari 2018, di mana kamu bisa belajar main DOTA 2 dari para pemain profesional. Kemudian, hal yang patut menjadi kebangaan kita adalah prestasi Velajave, yang menjadi caster wanita asal Indonesia pertama yang membawakan pertandingan DOTA 2 dengan bahasa Inggris.
Selain menghadirkan kompetisi ketat antar tim-tim profesional terbaik dari masing-masing negara peserta, Acer Predator League 2018 juga menyajikan ragam hiburan nan seru. Pengunjung yang memadati lobby utama Mal Taman Anggrek tidak hanya datang untuk melihat ketatnya pertandingan DOTA 2, namun dapat pula menikmati acara hiburan lain seperti halnya performance dari Weird Genius (20/1), yang membawakan lagu-lagu EDM, termasuk 'WKWK Land' gubahannya sendiri.
Weird Genius, grup musik elektronik asal Indonesia yang terdiri dari Eka Gustiwana, Reza 'Arap' Oktovian, dan DJ Billy Taner juga turut hadir memeriahkan APAC Predator League 2018. Penampilan mereka berhasil rebut perhatian para pengunjung Mal Taman Anggrek dengan alunan musik berdegup kencang.
Di hari berikutnya (21/1), APL 2018 kian meriah dengan suguhan Cosplay dan Coswalk competition, serta performance dari Ministry of Idol. Selain itu, arena pertandingan juga diramaikan dengan berbagai stand yang menawarkan berbagai permainan mulai dari PUBG, virtual reality (VR), dan eye tracking competition.
Sepanjang acara APL 2018 berlangsung, para pengunjung juga diberikan kesempatan untuk melakukan face painting dan sekaligus menunjukkan semangat dukungan kepada tim Indonesia. Â Â
Acara cosplay berhasil membuat panggung APAC Predator League dipadati oleh berbagai cosplayer mulai dari karakter anime dan juga DOTA 2. Juri dari lomba cosplay ini adalah wakil Indonesia di World Cosplay Summit 2016, Frea Mai dan Rian CYD, serta cosplayer muda berbakat, Vina Eleast.
Salah satu idol grup Indonesia, Ministry of Idol yang terdiri dari 6 remaja perempuan juga meramaikan hari terakhir dengan membawakan lagu-lagu populer, serta ditutup dengan lagu orisinil mereka.
Berbagai keseruan tersebut belum dapat mengalahkan antusianisme penonton yang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan final APAC Predator League antara tim asal Malaysia, Geek Fam melawan tim Indonesia, BOOM.ID. Walaupun berhasil memenagkan pertandingan kedua, namun sayangnya BOOM.ID kembali kalah pada match ketiga pada grand final BO3 ini.