Siang tak terik karena langit ditempel mendung, anak kancil dengan motor biru menyaksikan sepanjang jalan yang ia lalui dipenuhi umbul-umbul warna-warni menarik hati. Dalam hati ia bertanya: "Peringatan hari apa ya?" Anak Kancil tak menemukan jawaban; karena tanggal 1 Muharram atau 1 Suro sudah lewat beberapa hari yang lalu.
Di perempatan, beberapa orang sibuk memasang umbul-umbul. Anak Kancil memerhatikan satu persatu. E, ternyata ada Kang Gorengan. Anak Kancil pun menepi,
"Tak jualan, Bro Gor?" Tanya Anak Kancil. Kang Gorengan menoleh, Anak Kancil mendekati Kang Gorengan.
"Libur, Bro Gor?" tanya Anak Kancil lagi,
"Kalau bertanya itu yang bermutu." Kata Kang Gorengan sambil menancapkan umbul-umbul warna kuning.
"Saya tidak bertanya, tapi menyapa," Anak Kancil membela diri.
"Anak sekolahan kok tak tahu perbedaan menyapa dengan bertanya." Kang Gorengan keukeuh, Anak Kancil garuk-garuk kepala.
"Iya, saya salah." Anak Kancil pasrah.
Satu umbul-umbul sudah tegak berdiri, Kang Gorengan menyerahkan linggis ke seseorang yang kemudian meneruskan memasang umbul-umbul.
"Mengaku salah itu baik. Banyak yang sudah jelas bersalah, tetapi tetap merasa tak bersalah. Ada juga yang tidak bersalah malah dipaksa untuk mengaku bersalah." jelas Kang Gorengan.
"Wuih, Kang Gorengan sekarang ciamik." Anak Kancil girang.