Lik Kemin sedang mancing di Rawa. Sudah setengah hari, tak ada ikan yang nyangkut di kailnya. Rokok kretek sudah tinggal satu batang.
"Piye iki? ikan kok ndak ada yang nyenggol empanku." gumam Lik Kemin seorang diri.
"Empanmu ora enak." sebuah suara jelas terdengar di kuping Lik Kemin.
Lik Kemin celingak-celinguk. Ndak ada orang di dekatnya.
" Ndak usah sok mencari. Pokonya empanmu ora enak." suara itu kembali terdengar
" Gayamu seperti ahli kuliner saja." jawab Lik Kemin mangkel.
" Empanmu tadi nyomot di pinggir rawa, kan? di atas rumput?" kata suara itu lagi
" Nemu." jawab Lik Kemin
" Lumut itu di air, kalau sudah di darat berarti sudah ada yang mengangkat. Berarti bukan nemu, tapi nyuri." suara itu makin bikin Lik Kemin jengkel.
" Tidak ada yang memiliki. berarti nemu." Lik Kemin sewot.
" Empanmu ndak enak." suara itu meledek Lik Kemin.
" Cerewet." Ujar Lik Kemin singkat.
" Kamu mencuri." suara itu lebih tegas.
Lik Kemin menghela nafas. Menarik kailnya, dan berbenah mau pulang. Tapi di belakang Lik Kemin satu sosok hitam besar mengerikan.
" Kamu mencuri." kata sosok itu dengan suara menggelegar.
Lik Kemin tercekat, mau bicara tapi terbata, " K k k k ka  mmmu  ssssiiiiaaapa?"
" Aku rasa bersalahmu. hehehehe." kata sosok itu sambil terkekeh dan ngguling-ngguling di tanah.
Lik Kemin berlari terbirit-birit, tapi sosok hitam seram itu terus mengikutinya. Hingga Lik Kemin bertemu dengan Mas Parto bersama anaknya. Anaknya mas Parto lanngsung menunjuk Lik Kemin,
" Dia yang ngambil lumutku, pak" kata anak mas Parto mantap.
Tanpa pikir panjang, Lik Kemin dibogem sama mas Parto. Lik Kemin diam saja. Mas Parto heran, kok Lik Kemin tak menangkis atau melawan. Lik Kemin menoleh, dan ajaib, sosok hitam itu mengecil,
"Ayo pukul aku lagi." kata Lik Kemin mempersilahkan mas Parto.
Mas Parto malah tak mau mukul. Tapi anaknya yang menggajul Lik Kemin dengan kakinya. Lik Kemin menoleh, Sosok seram itu semakin kecil lagi, hingga akhirnya lenyap dalam sekejap.
" Terima kasih, sudah menyelamatkan saya." kata Lik Kemin lega.
Mas Parto masih bingung, anak mas Parto menggajul Lik Kemin lagi.
" ADAUWWW!" Lik Kemin menjerit kesakitan.
Lik Kemin ganti menggajul mas Parto,
"ADAUWWW!" teriak mas Parto kesakitan juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H