"Apa maksudnya #KagamaGoesGreen Guyub membangun hutan mas Eko?" "Maksudnya para alumni keluarga besar UGM, tanpa kenal kasta, umur dan hal-hal pembeda lainnya, akan bersama-sama naik sepur ke Jogja dan melestarikan hutan kecil di seputaran Merapi" "Memang hutannya kecil mas?" "Ya sangat kecil, dibanding luas daratan Indonesia, apalagi dibanding luas lautan Indonesia. Hahahaha.... sangat kecil mas hutan kita yang masih lestari" "Kenapa milih hutan yang sangat kecil?" "Ya karena adanya cuma itu. Hutan yang sangat besar di Kalimantan belum mampu kita sentuh" "Terus konsep acaranya gimana? Jelaskan dong, kok milih hutan yang sangat kecil?" "Mimpi kita, hutan kecil ini makin lama makin besar dan kita juga mengajak alumni perguruan tinggi lainnya untuk peduli dengan hutan dimana mereka bisa melestarikannya" "Terus caranya memperbesar hutan gimana mas?" "Gampang kok, kalau kita mau" "Hehehe.. caranya mas?" "Satu orang satu pohon" "One man one tree? Sesederhana itukah? Terus seberapa besar mimpinya?" "Memang kita mengajak semua insan Indonesia untuk menyumbangkan satu pohon di hutan kecil kita ini, tapi kita juga memngajak para pimpinan BUMN untuk melarikan dana CSR mereka untuk melestarikan hutan kecil ini" "Satu BUMN dapat jatah berapa hektar?" "Maunya berapa?" "Mas Eko harus hati-hati. Jangan sampai nanti ada BUMN besar yang memborong berhektar-hektar dan melakukan klaim bahwa hutan yang dilestarikan adalah sumbangan dari mereka" "Siiip. Panitia kelihatannya sudah berpikir kesitu juga mas. Ada batasan luasan maksimal, sehingga tidak ada BUMN yang dominan. Begitu juga kalau ada pihak swasta yang ingin berpartisipasi, maka mereka hanya berhak klaim seluas yang mereka lestarikan" "Wah kalau sukses hutannya bisa makin luas dong?" "Harapannya sih begitu. Dari pantauanku, kelihatannya banyak pihak yang tertarik untuk ikut berpartisipasi di acara #KagamaGoesGreen ini" "#KagamaGoesGreen Guyub membangun hutan, cocok tuh dengan jiwa wong Jogja" "Bukan hanya wong Jogja lho yang akan hadir mas. Tepatnya orang yang pernah merasakan hijaunya Jogja dan birunya langit Bulaksumur" "Aku ikutan ya mas. Berapa biayanya?" "Wah gratis mas, tidur di rumahku dan nanti nanam pohonku. Hahahaha..." "Hehehe... aku dengar bayar 600 ribu ya?" "Dulu segitu kayaknya, tapi berita terakhir kayaknya turun jadi 300 ribu saja, untuk yang dari Jakarta. Kalau mas kan dari Semarang jadi hitungannya ikut keberangkatan dari Jogja saja. Cepek mas" "Aku ada teman di Jakarta, kayaknya dia belum tahu biaya dan akomodasinya" "Setahuku yang dari Jakarta bayar 300 ribu sudah termasuk biaya taksaka pp, makan dan nginap di Jogja" "Kok murah amat?" "UGM mas" "Hahahaha.... kalau mau nyumbang lebih?" "Itu yang diharapkan mas. Satu pohon dirawat sampai sekitar 6 bulan biayanya hanya 100 ribu kok" "Ada lagi selain bayar 100 ribu?" "Ada mas. Acara guyub ini juga menampung sumbangan untuk bea siswa, donor darah dan lain-lain" "Hmmm .... turun dari stasiun Tugu, naik apa kita ke kampus?" "Tenang mas. Ada rombongan SLRT yang menjemput" "Apa itu SLRT?" "Sepeda Listrik Roda Tiga, karya alumni UGM yang bernuansa green serta sudah dipesan oleh beberapa menteri atau pejabat, termasuk TiJa, Taman Imipian Jaya Ancol" "Wow.. boleh naik sepeda itu?" "Boleh donk, tapi kalau capek silahkan naik andong atau becak yang sudah disiapkan panitia mas" "Oke deh, aku mau ndaftar online ada alamatnya?" "Masuk saja ke kagamavirtual.com langsung isi formulir" "Siap!" [caption id="attachment_222998" align="aligncenter" width="480" caption="At least we do something"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H