"Lihatlah semua yang ada di sekelilingmu, bukankah itu semua peluang bagimu?", ucap pak Syam dengan serius. "Yang paling dekat denganmu saja. Kamu duduk dimana menghadap apa memakai apa?" "Aku duduk di kursi rotan, meghadap meja kayu dan memakai kaos import", jawabku dalam hati, takut mengganggu kalimat selanjutnya yang sengaja digantung pak Syam. "Kalau kamu duduk di kursi rotan, maka berarti ada peluang untuk jualan kursi rotan. Kalau di depanmu ada meja, berarti bisa jualan meja. Kalau kamu memakai kaos berarti ada peluang untuk jualan kaos" "Jadi karena aku memakai kursi dan juga memakai kaos, maka berarti ada yang butuh kursi dan kaos, artinya kita bisa jualan barang itu ya pak?", kembali aku bertanya dalam hati "Nah, paham kan kalau peluang itu ada dimana-mana?" "Ya pak..." (dalam hati) "Mimpi itu wajib bagi usahawan, tapi mewujudkan mimpi itulah yang lebih wajib. ACTION secepat kamu bisa. Jangan suka cari alasan, carilah solusi untuk memecahkan masalah" "Yang membedakan orang berhasil dan orang gagal adalah alasan dan solusi ya pak?" (dalam hati) "Orang gagal selalu berhasil mencari satu alasan untuk kegagalannya!" "Bener pak" (dalam hati) "Orang berhasil selalu mencari solusi dari semua permasalahan yang dihadapi!" "Sip !" (dalam hati) "Bapak ini paham nggak sih dari tadi tak ceritain kok hanya diam saja?" Aku jadi mesem, tersenyum kecut, dan menjawab, "paham pak, kan bapak suka cerita tanpa diputus pendengarnya, jadi saya diam saja, tapi menyimak semua ucapan bapak" Kamipun sama-sama tertawa dan mengakhiri pembicaraan itu dalam damai. Pak Syam memang selalu punya cerita untukku dan biasanya dia pandai melihat suatu peristiwa dari sisi yang tidak dilihat oleh orang lain. Pernah dia cerita tentang kegagalannya jualan lemper dengan harga super murah, tapi akhirnya berhasil karena dia naikkan harga lemper dari 500 rupiah menjadi 1.500 rupiah. "Daripada jualan lemper rugi terus lebih saya naikkan tiga kali lipat. Kalau mau hancur ya hancur sekalian, tapi kalau mau berhasil ya kita cari solusi yang berupa terobosan baru.Ternyata malah laris manis tuh setelah dinaikkan menjadi 1.500" Istriku rupanya terinspirasi juga dengan cerita salah satu pakar yang duduk di sofa di atas panggung saat acara pesta wirausaha 2010 (PWU 2010). "Semua kejadian yang ada di depan kita sebenarnya adalah peluang usaha" Niat menangkap peluang makin besar ketika ditayangkan cover buku Pak Dhe NgeBLOG di dua layar raksasa yang ada di samping kanan dan kiri panggung PWU 2010 ini. Hari kedua, langsung saja istriku menggelar lapak jualan buku pak Dhe ngeBLOG di meja konferensi panitia. Tak ada rasa takut diusir oleh panitia, karena kalaupun diusir ya tinggal angkut buku dan cari tempat lain saja kok. Kulihat harga bukuku yang tadinya sepuluh ribu rupiah sudah naik menjadi lima belas ribu rupiah. Ini agak aneh memang, umumnya harga barang itu kalau sudah laris manis maka akan terus turun, tetapi ini kok malah naik ya? Rupanya harga yang naik ini agar para pembaca bukuku makin banyak amalnya, karena keuntungan buku itu memang masuk ke kantong sedekah untuk membantu kaum dhuafa. Tadinya kupikir istriku menaikkan harga buku karena inspirasi dari pak Syam. Jadi sebenarnya memulai bisnis itu mudah kalau kita langsung action. Kalau kelamaan dipikir, maka usaha akan terkunci di pikiran kita saja. Langsung action, maka mimpi kita sudah mulai melangkah ke ruang nyata. Mulailah dari usaha yang kecil dulu, yang gampang dan yang sanggup dilaksanakan. Jangan mulai usaha dengan skala yang besar dan rumit, maka bisa jadi kita akan langsung "down" begitu gagal memulai. Benarkah statement ini? Silahkan beri masukan pada kolom komentar. +++ dimuat juga di blog pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H