Suku Talang Mamak bermukim jauh di pedalaman di sepanjang aliran sungai Batang Gangsal. Komunitas ini masih menganut kepercayaan animisme serta sangat teguh memegang keyakinan tentang kekuatan roh leluhur mereka.
“ Nah, ini kawasan Pintu Tujuh. Dalam keyakinan Suku Talang Mamak kawasan ini sangat sakral. Di sini tempat bermukimnya roh leluhur Talang Mamak,” kata Fifin seraya menunjuk ke arah slide yang ditayangkan lewat layar infocus
Di bawah udara malam yang semakin dingin, Fifin Arfiana Jogasara melanjutkan paparannya seputar keberhasilan Balai TNBT melakukan pembinaan terhadap Suku Talang Mamak
Suku Talang Mamak kini sudah hidup menetap atau tidak lagi berpindah-pindah. Sekalipun mereka masih bermukim di pedalaman di sepanjang aliran sungai Batang Gangsal, namun tidak ada yang harus dikhawatirkan.
“ Suku Talang Mamak memiliki kearifan lokal yang sangat menghargai keberadaan hutan. Jadi tidak ada yang harus dikhawatirkan,” kata Fifin
Komunitas Melayu Tua begitu juga, sangat tak mungkin akan merusak hutan. Komunitas Melayu Tua kini bermukim dan membangun rumah di sekitar perkotaan. Mereka sudah beragama Islam dan sudah mengenal pendidikan formal.
Sekalipun begitu, komunitas Melayu Tua masih tetap mengikuti berbagai ritual dan prosesi adat yang digelar Suku Talang Mamak. Mereka akan masuk ke dalam hutan ketika Suku Talang Mamak menggelar ritual dan prosesi adat.
Di tengah komunitas Talang Mamak dikenal beberapa ritual dan prosesi adat seperti Kumantan yaitu prosesi pengobatan penyakit, Cuci Lantai prosesi adat untuk bayi yang baru lahir
Ada juga prosesi adat yang disebut Begawai yaitu prosesi pernikahan, bahkan kematian pun memiliki prosesi adat yakni Meratap, Merota dan Betambat.
“ Sekalipun Melayu Tua sudah tinggal di sekitar perkotaan, tapi mereka tak mungkin dan tak akan pernah bisa dipisahkan dari hutan, mereka akan kembali ke hutan, ya ke Taman Nasional Bukit Tiga Puluh,” kata Fifin
Sepertinya memang demikian, sebelum masuk ke kawasan taman nasional, tim ekspedisi PWI Riau sempat singgah di Desa Talang Lakat. Mayoritas penduduk desa ini adalah komunitas suku terasing Melayu Tua.